Analisis Teknikal

Peringatan! IHSG Sudah Tak Kuat Gerak di Sesi 2

Putra, CNBC Indonesia
07 September 2022 12:32
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (7/9/2022) pasca menguat tiga hari beruntun di tengah banyaknya sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

IHSG dibuka melemah 0,32% di posisi 7.210,28 dan ditutup di zona merah dengan koreksi 0,57% atau 41 poin ke 7.192,16 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB.Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 9,27 triliun dengan melibatkan lebih dari 25 miliar saham.

Pergerakan IHSG siang ini mengekor Wall Street yang kembali terkoreksi pada perdagangan semalam serta bursa Asia-Pasifik yang dibuka cenderung melemah.

Sentimen masih terkait kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) yang masih akanhawkish. Akhir bulan ini, The Fed akan kembali mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya. Pelaku pasar mengantisipasi The Fed akan mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps) dengan probabilitas mencapai 72%.

Saat ini pasar tengah mengantisipasi kebijakan moneter tersebut. Namun di tengah ancaman resesi ekonomi AS, beberapa pelaku pasar juga mulai mengantisipasi akan adanya pemangkasan suku bunga acuan pada 2023 nanti.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB, indeks bergerak turun dan mencapai batas bawah BB di 7.160.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Indikator RSI bergerak turun setelah menyentuh level jenuh beli posisi saat ini di 46 yang menunjukkan adanya aksi jual setelah investor jenuh beli.

Untuk hari ini, IHSG berpeluang melanjutkan koreksi dengan support di area 7.160 dan resisten di area 7.233.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular