Duhh! Habis Liburan, Wall Street Lanjut Ambrol
Jakarta, CNBC Indonesia - Usai kembali dari libur pendek memperingati Hari Buruh (Labor Day), Wall Street kembali dibuka di zona merah.
Pada perdagangan Selasa (6/9/2022), ketiga indeks saham Bursa New York kompak melemah. Indeks Dow Jones melemah 0,77%; S&P 500 turun 0,83% dan Nasdaq Composite anjlok 1,21% pada 21.20 WIB.
Kejatuhan pasar saham AS sudah berlangsung selama 3 pekan berturut-turut. Hal ini dipicu oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS merespons arah kebijakan moneter bank sentralnya yang masih hawkish.
Akhir bulan ini, The Fed akan kembali mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya. Pelaku pasar mengantisipasi The Fed akan mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin (bps) dengan probabilitas mencapai 72%.
Dalam waktu dekat investor juga menanti kebijakan moneter bank sentral Eropa yakni ECB. Kamis pekan ini para bos ECB akan bertemu dan memutuskan suku bunga acuan mereka.
Konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics memperkirakan ECB akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 1,25%.
Ekspektasi tersebut selain merespons tekanan inflasi yang tinggi juga berpotensi masih akan meningkat. Apalagi Rusia kini semakin membatasi pasokan gas untuk Eropa.
Belum lama ini BUMN gas Negeri Beruang Merah Gazprom menyatakan akan menghentikan aliran gas ke Eropa sampai waktu yang belum diketahui dengan alasan perawatan (maintenance).
Akibat hal tersebut, harga gas Eropa melonjak dan mata uangnya yaitu Euro pun melemah. Kini untuk 1 Euro sudah jatuh di bawah US$ 1.
Penguatan dolar inilah yang juga membebani kinerja saham-saham AS dan membuatnya rontok. Dengan suku bunga yang masih akan terus meningkat, prospek pertumbuhan ekonomi dan laba akan melambat. Oleh sebab itu terjadi penurunan valuasi saham-sahamnya.
(trp/trp)