Putin Sakti! Bisa Bikin Harga Emas Naik
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas mulai menggeliat. Pada perdagangan Selasa (6/9/2022) pukul 15:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.715,37 per troy ons. Menguat 0,3%.
Penguatan tersebut membalikkan arah pergerakan emas yang melemah kemarin. Dalam sepekan, harga emas masih melandai 0,6% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 3,5% sementara dalam setahun anjlok 6,1%.
ANZ Commodity Strategist Daniel Hynes mengatakan emas kembali dicari karena meningkatnya kekhawatiran pasar akan krisis energi di Eropa. "Ada kenaikan permintaan aset aman seperti emas karena krisis energi di Eropa berkembang ke arah yang lebih buruk," tutur Hynes, seperti dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, krisis energi di Eropa semakin memburuk setelah Rusia menegaskan sikapnya jika mereka tidak akan memasok gas ke Eropa secara penuh jika sanksi Negara Barat kepada Rusia belum dicabut.
Keputusan Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin tersebut membuat Eropa semakin kelabakan karena selama ini Eropa menggantungkan 35% pasokan gasnya dari Rusia. Pemangkasan pasokan gas dikhawatirkan membuat Eropa "kedinginan" saat musim dingin mendatang.
Krisis energi juga diperkirakan akan semakin memperburuk kondisi perekonomian Eropa sehingga ancaman resesi akan semakin nyata. Emas merupakan aset aman yang dicari saat kondisi perekonomian memburuk atau saat terjadi eskalasi geopolitik.
Namun, Hynes mengingatkan penguatan emas mungkin hanya sementara. Dia mengingatkan jika pergerakan emas masih akan sangat ditentukan oleh kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (the Fed).
"Emas masih harus berjuang keras ke depan karena ada kebijakan the Fed masih akan hawkish" imbuhnya.
The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 20-21 September mendatang untuk menentukan kebijakan moneternya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)