Terfavorit di Asia, Dolar Singapura Malah Jeblok Lawan Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 September 2022 12:45
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesa/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura turun lagi melawan rupiah pada perdagangan Selasa (6/9/2022), padahal menjadi mata uang Asia favorit bank investasi raksasa Goldman Sachs. Kondisi ekonomi global saat ini kurang menguntungkan bagi Singapura. Terbukti ekspansi sektor manufakturnya melambat. 

Melansir data Refinitiv, pada pukul 11:24 WIB, dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.596/SG$, turun 0,17% di pasar spot.

S&P Global Senin kemarin merilis data purchasig managers' index (PMI) manufaktur Agustus dilaporkan sebesar 56, turun dari sebelumnya 58.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya artinya kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Perekonomian dunia yang dibayangi resesi, kemudian pelambatan ekonomi China akibat kebijakan lockdown membuat ekspansinya melambat. Maklum saja, Singapura sangat mengandalkan ekspor, ketika permintaan melambat, maka sektor manufaktur akan terdampak.

Goldman Sachs menempatkan dolar Singapura sebagai mata uang Asia non-Jepang sebagai favorit, salah satu alasannya yakni Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang diperkirakan akan kembali mengetatkan kebijakannya.

"Kami memperkirakan MAS akan mengetatkan slope S$NEER sebesar 50 basis poin di bulan Oktober" kata ahli strategi Goldman Sachs, Danny Suwanapruti dalam risetnya sebagaimana dilansirThe Straits Times, Kamis (1/9/2022).

"Dolar Singapura masih menjadi mata uang Asia non-Jepang favorit kami," tambahnya.

Tidak hanya Goldman Sachs, sebagaimana dilansir The Straits Times Citi juga merekomendasikan untuk membeli dolar Singapura jika mengalami penurunan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Bangkit, Kurs Dolar Singapura Dekati Lagi Rp 10.700

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular