Cek! Ini Dia Profil BUMN Yang Berhasil 'Jajah' Filiphina

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
06 September 2022 10:35
Presiden Joko Widodo mengajak Presiden Filipina, Ferdinand Romualdez Marcos Jr.
Foto: Presiden Joko Widodo mengajak Presiden Ferdinand Romualdez Marcos Jr. dan Ibu Louise Araneta Marcos mengunjungi Gedung Sarinah, Jakarta, pada Senin malam, 5 September 2022, untuk menunjukkan produk-produk asli Indonesia. (Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini telah berhasil 'menjajah' pasar Filipina. Ini dipamerkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr. kemarin, Senin (5/9/2022) di Istana Kepresidenan Bogor.

PT PAL Indonesia dan PT LEN Industri bakal segera berada di Filipina untuk mengembangkan infrastruktur dan proses pembangunan di Negeri Tagalog tersebut.

Dalam kesempatan bertemu Presiden Jokowi, Presiden Marcos menghaturkan rasa terima kasihnya kepada Indonesia yang telah ikut membantu pembangunan Filipina. Ia berharap agar lebih banyak kerja sama seperti ini agar lebih mempererat hubungan antara kedua negara.

Keberhasilan ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Jokowi mengajak swasta Indonesia untuk melakukan langkah yang sama dengan BUMN yang berhasil menembus pasar Filipina.

Di tengah keberhasilan tersebut, berikut profil BUMN yang berhasil 'menjajah' Filipina.

1. PT PAL Indonesia

PT PAL Indonesia (Persero) merupakansalah satu industri strategis milik BUMN yang memproduksi alat utama sistem pertahanan Indonesia khususnya untuk matra laut. Keberadaannya tentu memiliki peran penting dan strategis dalam mendukung pengembangan industri maritim nasional.

Pasca kemerdekaan Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Kemudian pada 15 April 1980 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2980 status perusahaan PT PAL Indonesia (Persero) berubah dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas.

Peran PT PAL diperkuat pasca dikeluarkan UU No. 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan di mana BUMN strategis diberi ruang yang lebih luas dan profesional mengemban amanah sekaligus kewajiban untuk berperan aktif mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista marta laut dan berperan sebagai pemandu utama (lead integrator) matra laut.

Berlokasi di ujung Surabaya dengan kegiatan bisnis utamanya dengan memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan klien.

Sejak 12 Desember 2021, PT PAL Indonesia (Persero) secara resmi memaparkan konsep Industri Maritim 4.0. CEO PT PAL Indonesia (Persero).

"Transformasi industri maritim 4.0 akan didukung Software Project Management dan Enterprise Resource Planning yang didesain khusus untuk PAL tidak hanya untuk mengelola proyek di internal PAL tetapi juga untuk menjalankan peran sebagai multiyard leader".Ungkap Kaharuddin Djenod selaku Direktur Utama PT PA yang dilansir dari website resmi perusahaan.

Transformasi Industri Maritim 4.0 menjadikan PT PAL Indonesia (Persero) lebih siap dalam melaksanakan seluruh proyek yang diamanatkan. Perubahan ini merupakan lompatan kuantum sebagai Leading Sector dalam mendukung Kemandirian Alutsista matra laut nasional.

Sehingga ke depan PT PAL Indonesia (Persero) mampu memperkuat posisi Indonesia dalam Driving Synergy to Global Maritime Access. Dengan merubah semua secara digital.

Sebagai perusahaan galangan kapal dengan pengalaman lebih dari tiga dasawarsa, PT PAL telah menguasai pembangunan beragam produk-produk berkualitas. Saat ini kemampuan serta kualitas rancang bangun dari PT PAL telah diakui oleh pasar internasional.

Sepanjang sejarah berdirinya PT PAL Indonesia telah mencatatkan produksi berbagai varian kapal, baik kapal perang maupun kapal niaga, serta produk-produk rekayasa umum mulai dari Rig Offshore, Jembatan Holtekamp, hingga Dual Engine Barge Mounted Powel Plant (BMPP).

Beberapa produk kemudian dianggap menjadi ciri atau trademark dari PT PAL salah satunya adalah kapal Landing Dock.

Diketahui, dalam keterangan resmi PT PAL, perusahaan yang berbasis di Surabaya itu pada akhir Juni lalu telah berhasil mengamankan proyek pengadaan dua kapal landing platform dock untuk militer Manila.

"Kami jajaran manajemen PT PAL Indonesia bangga karena dapat berkontribusi dalam pertahanan negara di ASEAN. Sekaligus mengapresiasi atas kepercayaan pemerintah Filipina, untuk yang kedua kalinya memilih PAL sebagai penyedia alutsista pertahanan matra lautnya," terang CMO PT PAL Indonesia Willgo Zainar dalam keterangan yang dipublikasikan laman resmi PT PAL.

Kapal Landing Dock ini merupakan kapal pendukung dalam pelaksanaan operasi militer. Memang, dalam strategi peperangan, kapal ini unggul karena memiliki efek kejut atau pendadakan terhadap musuh melalui kapabilitasnya.

Karena reputasi kualitasnya yang baik, beberapa memang mulai melirik kapal Landing Dock buatan PT PAL Indonesia.

2. PT Len Industri

PT Len Insustri (Persoro) Industri saat ini berada di bawah koordinasi Kementerian Negara BUMN dengan kepemilikan saham 100% oleh Pemerintah Republik Indonesia dan merupakan satu-satunya BUMN yang bergerak dalam bisnis elektronika industri dan infrastruktur hingga ke kancah global dengan standar bisnis internasional

PT Len didirikan sejak tahun 1965 dengan nama LEN (Lembaga Elektroteknika Nasional) yang kemudian bertransformasi menjadi sebuah BUMN pada tahun 1991.

Sejak itu, Len bukan lagi merupakan kepanjangan dari Lembaga Elektroteknika Nasional (LEN), tetapi telah menjadi sebuah entitas bisnis profesional dengan nama PT Len Industri (Persero).

Sejak berdiri pada tahun 1965, Len Industri telah berpartisipasi aktif di berbagai sektor yang begitu krusial. Yakni di sektor energi dan infrastruktur. Seiring dengan kondisi yang berubah, Len juga menyesuaikan diri untuk melakukan transformasi ke era digital sejak 1980-an.

Besarnya perusahaan ini bukan tanpa alasan. Len Industri menjadi pemain utama dan satu-satunya industri pensinyalan kereta api di Indonesia dan dikenal sebagai mitra kunci dari berbagai vendor sistem serta peralatan pensinyalan.

Salah satu tinta emang yang sukses ditorehkan oleh Len Industri adalah dengan moto "Fail Safe - No Compromise", Ia bisa menempatkan keamanan dan kehandalan sebagai inovasi utama dalam pengembangan produk Double Track Manggarai-Cikarang 34 km dan Double Track Cirebon-Surabaya sepanjang 450 km.

Dari sini, dengan gencarnya pembangunan infrastruktur di bidang transportasi dalam beberapa tahun terakhir memicu pertumbuhan pasar. Kondisi inilah yang membuat Len Industri turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur pemerintah di antaranya, proyek LRT Sumatera Selatan, Skytrain Bandara Soekarno Hatta, LRT Jakarta, dan LRT Jabodetabek yang saat ini masih berjalan.

Selain di daratan, Len Industri juga memiliki pengalaman dan kompetensi dalam menyediakan kebutuhan sistem navigasi laut dan udara yang terintegrasi. Sistem perangkat ini dirancang khusus sesuai kebutuhan guna menawarkan solusi yang tepat untuk kebutuhan navigasi pelayaran dan penerbangan.

Tak sampai disini, proyek 'infrastruktur prioritas' untuk tahun 2016-2019 yakni Palapa Ring yang merupakan jaringan kabel serat optik bawah laut yang membentang sepanjang 13.000 kilometer serta jaringan darat sepanjang hampir 22.000 kilometer yang dapat memberikan internet boardband cepat kepada warga Indonesia.

Dengan potensi dan rekam jejak luar biasa ini, PT Len Industri didukung oleh anak perusahaan yang handal dengan jaringan yang luas baik domestik maupun internasional yakni PT Eltran Indonesia, PT Surya Energi Indotama, PT Len Railway Systems, PT Len Rekaprima Semesta, dan PT Len Telekomunikasi Indonesia.

Jejaring yang luas pada akhirnya membawa PT Len Indusri melangkah ke dunia Internasional. Perusahaan pelat merah yang berkantor pusat di Bandung itu diketahui akan menggarap proyek persinyalan kereta di Manila. Dalam hal ini termasuk dipercaya untuk pengadaan Level Crossing, Signaling and Interlock.

Mengutip laman KBRI Manila, proyek itu sendiri memiliki nilai 585 juta peso atau setara Rp 163 miliar.

Kedua perusahaan ini menambah deretan panjang BUMN Indonesia yang berhasil memasuki pasar Filipina. Sebelumnya, PT INKA, PT WIKA, dan PT Dirgantara Indonesia telah berhasil memenangkan proyek-proyek pengadaan di sektor-sektor transportasi publik, infrastruktur dan pertahanan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular