Saat Bursa AS Libur, Bursa Asia Dibuka Menguat Tipis

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Selasa, 06/09/2022 08:47 WIB
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat tipis pada perdagangan Selasa (6/9/2022), jelang pengumuman keputusan suku bunga bank sentral Australia.

Indeks Nikkei Jepang dibuka naik 0,11%, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,19%, Shanghai Composite China menguat 0,23%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,24%, ASX 200 Australia dan KOSPI Korea Selatan naik tipis masing-masing 0,02% dan 0,09%.

Dari Australia, bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA) diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada hari ini. Konsensus pasar dalam polling Reuters memperkirakan RBA akan menaikkan suku bunganya sebesar 50 basis poin (bp) menjadi 2,35%.


Hal ini akan kembali dilakukan oleh RBA untuk meredam inflasi. Sebelumnya, RBA sudah menaikkan suku bunga 4 bulan beruntun.

Di awal Agustus lalu, RBA menaikkan suku bunga sebesar 50 bp menjadi 1,85%, yang merupakan level tertinggi dalam 6 tahun terakhir. Kenaikan suku bunga dalam 4 bulan beruntun menjadi yang paling agresif sejak awal 1990.

Suku bunga yang tinggi tersebut diperkirakan akan membawa Australia ke jurang resesi.

"Banyak bank sentral saat ini mandatnya pada dasarnya berubah menjadi tunggal, yakni menurunkan inflasi. Kredibilitas kebijakan moneter merupakan aset yang sangat berharga yang tidak boleh hilang, sehingga bank sentral akan agresif menaikkan suku bunga," kata Rob Subbraman, kepala ekonom Nomura dalam acara Street Signs Asia CNBC International, Selasa (5/7/2022) lalu.

Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Australia diperkirakan masih akan terus menanjak dan mencapai puncaknya sebesar 7,75% pada kuartal IV-2022, dari kuartal II-2022 sebesar 6,1% yang merupakan level tertinggi dalam 21 tahun terakhir.

Inflasi diperkirakan baru akan mencapai target RBA di 2% - 3% pada akhir 2024.

Pada awal pekan ini, pasar keuangan Amerika Serikat (AS) libur memperingati Hari Buruh (Labor Day) yang jatuh pada 5 September 2022, sehingga pelaku pasar di Asia-Pasifik akan memfokuskan perhatiannya ke Eropa.

Namun di Eropa, indeks saham acuannya mengalami pelemahan yang cukup dalam. Indeks Pan Eropa Stoxx600 melemah lebih dari 1%. Sedangkan indeks saham Jerman GDAX ambrol dalam dengan koreksi 2,22% dan indeks di Perancis CAC ambrol 1,2%.

Meskipun demikian FTSE berhasil menanjak naik setelah seharian diperdagangkan terkoreksi dan akhirnya ditutup hijau tipis 0,09% di akhir perdagangan.

Jatuhnya pasar saham Eropa menyusul pengumuman dari Rusia terkait penyaluran gas ke Benua Biru.

CNBC International melaporkan BUMN energi Rusia, Gazprom mengumumkan bahwa aliran gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 akan dihentikan tanpa batas waktu tertentu.

Gazprom menyampaikan bahwa pihaknya membutuhkan maintenance tambahan. Gangguan pasokan ini kembali membuat harga gas melambung tinggi.

Tidak hanya harga gas saja yang melambung, kabar tersebut juga membuat mata uang Eropa yakni Euro mengalami pelemahan terhadap dolar AS.

Di pasar spot, Euro melemah 0,27% ke US$ 0,9925. Euro kembali melemah dan diperdagangkan di bawah US$ 1 sejak bulan September ini.

Pasar juga mengantisipasi kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan hawkish. Bos The Fed, Jerome Powell menyampaikan bahwa bank sentral bersiap mengambil kebijakan restriktif untuk membawa inflasi kembali ke target 2%.

Dengan komentar tersebut, pelaku pasar masih memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bp pada pertemuan September ini.

Namun di tengah ancaman resesi ekonomi AS, beberapa pelaku pasar juga mulai mengantisipasi akan adanya pemangkasan suku bunga acuan pada 2023 nanti.

Namun terlepas dari itu semua, pasar saham AS kembali tertekan pada akhir pekan lalu. Banyak yang memperkirakan jika S&P 500 gagal bertahan di 3.900, maka bahaya kembali mengintai pasar saham AS, apalagi bulan September secara historis merupakan bulan yang buruk untuk pasar saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)