
SLIS Sukses Kasih Cuan Terbesar, Tapi KLIN Paling Boncos

Saat IHSG menguat, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Senin kemarin.
![]() |
Saham emiten produsen alas kaki, terutama sepatu olah raga yakni PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA) kembali masuk ke jajaran top losers pada perdagangan Senin kemarin. Saham BIMA ditutup ambles 6,77% ke posisi Rp 248/saham.
Nilai transaksi saham BIMA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 4,83 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 18,89 juta lembar saham. Asing melepas saham BIMA sebesar Rp 40,05 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak 29 Agustus hingga akhir pekan lalu, saham BIMA mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali dan melemah juga sebanyak 3 kali.
Dengan ini, maka saham BIMA mencatatkan penurunan hingga mencapai 12,06% dalam sepekan terakhir. Namun dalam sebulan terakhir, saham BIMA masih melesat 8,77%.
Pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu, saham BIMA sempat memimpin jajaran top losers. Amblesnya saham BIMA disebabkan karena BEI memasukkan saham BIMA ke dalam daftar pemantauan khusus mulai Jumat pekan lalu.
Menurut pengumuman di website BEI, BIMA mendapatkan krieria efek dalam pemantauan khusus nomor 5. Artinya, perusahaan memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir.
"Menunjuk Peraturan Nomor II-S tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus dan dalam rangka memberikan perlindungan kepada Investor terkait informasi fundamental dan/atau likuiditas Perusahaan Tercatat, dengan ini Bursa menetapkan Daftar Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan Khusus berlaku efektif pada tanggal 2 September 2022," jelas BEI.
Dalam laporan keuangan terbaru pada semester pertama tahun ini, perseroan mencatatkan ekuitas negatif sebesar Rp 848,77 juta.
Angka ini berbanding terbalik dengan posisi akhir tahun lalu yang masih mencatatkan ekuitas positif sebesar Rp 9,37 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)