Ada yang Boncos, Tapi Sektor Ini Cuan Karena Harga BBM Naik

Putra, CNBC Indonesia
06 September 2022 06:53
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga BBM bersubsidi memberikan dampak negatif untuk berbagai sektor. Namun ada juga sektor yang dinilai masih tahan banting dalam kondisi saat ini.

Kenaikan harga BBM subsidi seperti Pertalite dan solar sampai 30% diramal bakal mengerek inflasi Indonesia mencapai lebih dari 6%. Artinya inflasi bisa kembali seperti pada tahun 2015.

Kenaikan harga BBM subsidi yang berdampak pada tingginya inflasi akan cenderung menggerus daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakat yang tergerus, juga dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Dengan inflasi yang tinggi, ekonomi Indonesia diperkirakan dapat melambat.

Perlambatan ekonomi juga berpotensi membuat pertumbuhan laba emiten juga melambat. Namun ini tidak terjadi pada semua sektor.

Sektor yang terdampak langsung dari kenaikan BBM adalah sektor transportasi dan juga sektor konsumen serta turunannya.

Pada perdagangan kemarin (5/9/2022), indeks sektoral transportasi dan logistik mengalami pelemahan paling tajam sampai 1,8%.

Indeks konsumen non-siklikal dan siklikal juga mengalami koreksi masing-masing sebesar 0,07% dan 0,17% kemarin.

Sementara itu, sektor lain juga ikut terdampak negatif tetapi tidak secara langsung. Inflasi yang tinggi sebagai akibat dari kenaikan BBM subsidi dapat memicu bank sentral mengetatkan kebijakan moneternya.

Bank Indonesia (BI) mulai diramal mengerek suku bunga acuan sampai 100 basis poin (bps) hingga akhir tahun ini.

Dengan kenaikan suku bunga acuan, maka sektor-sektor dengan rasio utang yang tinggi turut terdampak negatif. Sektor-sektor ini termasuk sektor konstruksi dan properti.

Kemarin, sektor properti dan real estate mengalami pelemahan yang juga cukup tajam dengan koreksi sampai 0,78%.

Namun di antara berbagai sektor yang terdampak negatif, ada juga sektor yang masih bisa memberikan cuan. Sektor ini adalah sektor komoditas terutama batu bara.

Di tengah kondisi inflasi tinggi, nilai tukar rupiah cenderung melemah. Pelemahan rupiah memberikan dampak positif bagi sektor yang berorientasi ekspor seperti batu bara dengan pendapatan dalam valuta asing.

Apalagi sektor batu bara masih ditopang oleh harga komoditasnya yang kembali tembus rekor akibat kebijakan Rusia yang menghentikan pasokan gas ke Eropa.

Emiten-emiten sektor batu bara banyak terkumpul di indeks sektoral energi. Kemarin, indeks sektoral energi kembali unjuk gigi dengan penguatan signifikan 3,83% dan menjadi pemimpin bagi sektor lain.


(trp) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular