Kode Buat IHSG Besok Nih! Mayoritas Bursa Asia Menghijau
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Senin (5/9/2022), di mana investor masih cenderung mengevaluasi dampak dari sikap agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) yang masih akan agresif.
Indeks Shanghai Composite China ditutup menguat 0,42% ke posisi 3.199,91, ASX 200 Australia bertambah 0,34% ke 6.852,2, Straits Times Singapura terapresiasi 0,31% ke 3.215,48, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melesat 0,76% menjadi 7.231,88.
Namun untuk indeks Nikkei Jepang ditutup turun 0,15% ke posisi 27.619,61, Hang Seng Hong Kong ambles 1,16% ke 19.225,7, dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,24% menjadi 2.403,68.
Dari China, data aktivitas jasa yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) versi Caixin periode Agustus 2022 tercatat cenderung turun sedikit menjadi 55, dari sebelumnya pada Juli lalu di angka 55,5.
PMI jasa China pada bulan lalu juga masih lebih tinggi dari prediksi pasar yang memperkirakan penurunan ke angka 51.
Sebelumnya pada pekan lalu, PMI non-manufaktur versi NBS pada bulan lalu dilaporkan turun menjadi 52,6, dari sebelumnya di angka 53,8 pada Juli lalu.
Meski PMI jasa China menurun, tetapi masih berada di zona ekspansi. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.
Di lain sisi, pasar masih terus dibayangi dengan pernyataan ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell dalam Simposium Tahunan Jackson Hole dua pekan lalu soal arah kebijakan suku bunga bank sentral Negeri Paman Sam tersebut.
Apa yang disampaikan oleh 'Jay' Powell kurang lebih memberikan sinyal bahwa ke depan ruang untuk kenaikan suku bunga acuan masih terbuka.
The Fed bersiap untuk mengambil kebijakan yang cukup restriktif untuk mengembalikan inflasi ke kisaran target 2%, meskipun harus berdampak negatif untuk rumah tangga dan pelaku bisnis.
Sementara itu tingkat pengangguran di AS dilaporkan meningkat ke 3,7%. Tingkat pengangguran ini masih berada di level yang tergolong rendah.
Dengan kondisi tersebut, pelaku pasar masih memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) pada pertemuan September ini.
Kebijakan The Fed setelah komentar Powell memang dinanti oleh pelaku pasar. Namun di tengah ancaman resesi ekonomi AS, beberapa pelaku pasar juga mulai mengantisipasi akan adanya pemangkasan suku bunga acuan pada 2023 nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)