
Hati-hati! Dolar AS Sedang Perkasa, Emas Babak Belur

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas dunia dibuat tak berkutik oleh penguatan dolar AS di pekan ini. Harga emas terpantau melemah lebih dari 1% sepanjang minggu ini.
Di pasar spot, harga emas dipatok di US$ 1.712,5/troy ons atau melemah 1,4% dibandingkan dengan posisi akhir pekan sebelumnya.
Pada saat yang sama, kinerja greenback yang tercermin dari indeks dolar AS mengalami penguatan sebesar 0,68%.
Pasar masih terus dibayangi dengan pernyataan bos besar The Fed Jerome Powell dalam Simposium Tahunan Jackson Hole pekan lalu soal arah kebijakan suku bunga bank sentral AS tersebut.
Apa yang disampaikan oleh Jay Powell kurang lebih memberikan sinyal bahwa ke depan ruang untuk kenaikan suku bunga acuan masih terbuka.
The Fed bersiap untuk mengambil kebijakan yang cukup restriktif untuk mengembalikan inflasi ke kisaran target 2%, meskipun harus berdampak negatif untuk rumah tangga dan pelaku bisnis.
Dolar AS pun merespons garang pernyataan The Fed tersebut. Mata uang negara lain termasuk komoditas seperti emas ikut menjadi tumbalnya.
Di sisi lain, harga minyak mentah global juga mengalami penurunan yang tajam. Harga kontrak minyak Brent drop hampir 8% minggu ini dan berada di US$ 93/barel.
Seperti yang sudah diketahui bersama, selama ini kenaikan harga minyak telah memicu lonjakan inflasi global.
Dengan penurunan harga minyak tersebut, ada ekspektasi bahwa inflasi dapat melandai ke depannya meskipun masih akan tetap tinggi di sepanjang tahun ini.
Aset seperti emas sangat sensitif terhadap beberapa faktor seperti tren pergerakan dolar AS, inflasi, suku bunga dan harga komoditas lain.
Harga minyak yang melemah, dolar AS yang menguat dan kebijakan moneter yang ketat turut menjadi katalis negatif untuk harga emas di minggu ini.
(trp/trp) Next Article Video: Geger! RI Temukan "Harta Karun" 2 Miliar Ton Emas