Makin Nggak Berharga, Emas Terkapar Hingga ke Rekor Terburuk

Maesaroh, CNBC Indonesia
01 September 2022 07:35
Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas masih terus melemah. Pada perdagangan Kamis (1/9/2022) pukul 06:44 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.708,29 per troy ons. Melemah 0,14%.

Harga emas tersebut adalah yang terendah sejak 20 Juli lalu. Pelemahan pagi ini memperpanjang tren negatif harga emas yang sudah berlangsung selama tiga hari beruntun. Pada perdagangan kemarin, harga emas juga amblas 0,75% ke posisi US$ 1.710,71 per troy ons.

Pelemahan juga membawa emas mendekati level US$ 1.600 dan semakin menjauh dari level psikologis US$ 1.800 per troy ons.


Dalam sepekan, harga emas sudah jatuh 1,6% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 2,8% sementara dalam setahun anjlok 5%.

Edward Moya, analis dari OANDA, mengatakan arah pergerakan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) ke depan makin jelas yakni pengetatan secara agresif. Kondisi ini membuat emas terus terpuruk.

Setelah pernyataan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell yang hawkish pekan lalu, pejabat the Fed Loretta Mester mengatakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sampai 4% hingga awal tahun depan. Sebagai catatan, the Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 225 bps hingga ke kisaran 2,25%-2,5% sepanjang tahun ini.

"Sangat jelas the Fed akan sangat agresif dengan pengetatan moneternya karena tekanan inflasi yang meningkat. Ini bukan kondisi yang bagus buat emas," tutur Moya, seperti dikutip Reuters.

Moya mengingatkan pengetatan kebijakan moneter tidak hanya datang dari AS tetapi juga wilayah lain seperti Eropa. Kondisi tersebut semakin memperburuk pergerakan emas ke depan.

Kenaikan suku bunga acuan membuat dolar AS terus dicari sehingga harga emas makin mahal. Hal tersebut membuat daya tarik emas berkurang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae) Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular