10 Saham Ini Dipegang Warren Buffet, 86% Dari Portofolio?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
01 September 2022 08:15
Warren Buffet
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - The Oracle of Omaha merupakan julukan untuk Warren Buffet yang sukses menjadi miliarder berkat keberhasilannya di dunia saham. Ia memadukan kemampuan berpikir, matematika, dan keterampilan berbisnis hingga kini dikenal sebagai seorang investor saham ternama.

Selama menjabat sebagai CEO Berkshire Hathaway, Ia bisa menciptakan uang hampir US$ 640 miliar dan membimbing saham kelas A hingga menciptakan agregat yang sehat sebesar 3.64.613% pada akhir 2021.

Artinya, Warren Buffet merupakan orang yang profesional dan begitu memperhatikan dengan cermat apa yang dibeli, dijual, dan pegang oleh Oracle of Omaha ini. Apalagi, di tengah inflasi yang meninggi, kenaikan suku bunga, dan volatilitas pasar saham saat ini cenderung memperhatikan saham apa yang dibeli atau dijual oleh Buffett.

Terkenal sebagai orang yang "rakus ketika orang lain takut", berikut saham yang dipegang oleh Buffett di mana total portofolionya sebesar 86,1% ada pada 10 emiten ini dengan total nilai investasi sebesar US$ 356,7 miliar.

Emiten

Kode

Nilai Investasi (US$ Miliar)

Aset yang Diinvestasikan (%)

Apple

AAPL

149,7

42%

Bank of America

BAC

35,1

9,9%

Chevron

CVX

26,7

7,1%

Coca-Cola

KO

25,2

7,1%

American Express

AXP

23,8

6,7%

Occidental Petrolium

OXY

13,9

3,9%

Kraft Heinz

KHC

12,4

3,5%

BYD

BYDD.F

7,6

2,1%

Moody's

MCO

7,2

2%

Bancorp AS

USB

6,4

1,8%

Total

356,7

86,1%

Pada portofolionya, Apple (AAPL) merupakan pilihan favorit bagi Warren Buffet dimana pada pekan terakhir ini Apple menyumbang 42% dari aset yang diinvestasikan Berkshire dan sebelumnya telah dijuluki sebagai salah satu dari "empat raksasa" Berkshire Hathaway oleh Buffett.

Ada alasan tersendiri mengapa Apple dipilih. Apple merupakan merek paling berharga di dunia, menurut Brand Finance dan memiliki basis pelanggan yang sangat loyal. Pengenalan merek dan loyalitas pelanggan sering diabaikan sebagai alasan beberapa perusahaan terbesar di dunia mampu terus meningkatkan penjualan dan keuntungan mereka.

Apple juga merupakan salah satu perusahaan paling inovatif di dunia. Sejak memperkenalkan iPhone berkemampuan 5G selama kuartal IV-2020, pangsa penjualan ponsel pintar Apple di AS setidaknya tercatat 47% di setiap kuartalnya.

Namun, masa depan Apple terletak pada layanan berlangganan. Meskipun tidak meninggalkan produk fisik yang membuatnya terkenal dan basis pelanggan setia, CEO Tim Cook mengawasi transisi logis perusahaannya ke platform yang menekankan layanan. Ini akan mengarah pada pertumbuhan pendapatan yang lebih stabil dan margin operasi yang lebih tinggi dari waktu ke waktu.

Sebagai catatan, Warren Buffett adalah penggemar berat perusahaan publik yang memiliki program pengembalian modal yang luar biasa. Dalam kasus Apple, Apple membeli kembali saham biasa senilai sekitar US$ 520 miliar sejak 2013 dan membagikan salah satu dividen nominal dolar terbesar setiap tahun.

Siapa pun yang mengikuti investasi Oracle of Omaha untuk waktu yang lama tidak akan terkejut bahwa saham keuangan menyumbang empat dari 10 kepemilikan teratas Berkshire Hathaway.

Warren Buffett selalu senang menempatkan uang perusahaannya untuk bekerja di saham bank, perusahaan asuransi, dan pemroses pembayaran, karena dia memainkan permainan angka yang sangat menguntungkan investor jangka panjang.

Meskipun resesi merupakan bagian tak terhindarkan dari siklus ekonomi, biasanya hanya berlangsung beberapa kuartal. Sebagai perbandingan, ekspansi ekonomi diukur dalam tahun.

Alih-alih mencoba menentukan waktu ketika resesi akan terjadi, Buffett malah tengah mengemas portofolio perusahaannya dengan saham-saham keuangan yang diprioritaskan untuk mendapatkan keuntungan dari periode ekspansi domestik ataupun global yang tidak proporsional.

Bank of America (BofA) adalah investasi yang sangat menarik mengingat sensitivitas suku bunganya di antara bank-bank pusat uang. Agresifnya The Fed menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi yang meninggi, namun tak ada bank besar yang akan mendapatkan manfaat lebih dari BofA.

Menurut presentasi pendapatan terbaru perusahaan, pergeseran paralel 100 basis poin (bps) dalam kurva imbal hasil suku bunga akan menghasilkan sekitar US$ 5 miliar pendapatan bunga bersih tambahan selama 12 bulan ke depan.

American Express, yang merupakan saham terlama kedua yang dipegang Buffett (29 tahun), adalah contoh sempurna lain dari saham keuangan yang diuntungkan dari periode ekspansi yang lama.

AmEx tidak hanya mendatangkan biaya pedagang sebagai pemroses pembayaran, tetapi juga menghasilkan pendapatan bunga dan biaya kartu sebagai pemberi pinjaman. Ketika ekonomi AS dan global tumbuh, AmEx dapat merosot dua kali lipat dan benar-benar meningkatkan keuntungannya.

Apalagi, mengingat kemampuan American Express untuk menarik klien yang kaya, seringkali American Express dapat mengatasi penurunan ekonomi kecil dengan lebih baik daripada kebanyakan pemroses pembayaran dan pemberi pinjaman.

Selain itu, saham energi juga ikut menjadi pilihan baru Oracle of Omaha. Tahun 2022 bak kejutan di mana saham energi menyumbang lebih dari 10% dari aset yang diinvestasikan Berkshire Hathaway untuk pertama kalinya abad ini. Hanya dua saham energi yang dibeli Buffett yakni pemain minyak dan gas terintegrasi Chevron dan Occidental Petroleum.

Dengan dana lebih dari US$ 40 miliar aset yang diinvestasikan ke Chevron (CVX) dan Occindental (OXY) cukup menunjukkan bahwa Oracle of Omaha dan tim investasinya percaya bahwa harga minyak dan gas akan tetap tinggi di masa mendatang.

Ini tentu merupakan penilaian yang masuk akal mengingat invasi Rusia ke Ukraina dan kurangnya investasi modal dalam pengeboran, eksplorasi, dan infrastruktur midstream sejak pandemi Covid-19 dimulai.

Chevron memiliki neraca keuangan terbaik di antara perusahaan minyak global. Sementara, Occidental Petroleum adalah salah satu perusahaan minyak terintegrasi yang paling berpengaruh di AS. Oracle of Omaha lebih baik berharap harga komoditas energi tetap tinggi sehingga Occidental memiliki peluang untuk mengurangi utang bersihnya secara signifikan. Ini merupakan alasan Buffet mau berinvestasi di saham minyak.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular