Top Gainers-Losers

Saham Ini Kasih Cuan Paling Besar, Ada di Portofolio Kamu?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 September 2022 07:03
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Saat IHSG berhasil menguat, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten produsen alat kesehatan yakni PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) kembali menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Saham MEDS ditutup ambles 6,99% ke posisi Rp 346/saham.

Nilai transaksi saham MEDS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 15,69 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 44,95 juta lembar saham. Tetapi, asing mengoleksi saham MEDS sebesar Rp 168,48 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 22 Agustus hingga kemarin, saham MEDS hanya mencatatkan penguatan sebanyak 2 kali, sedangkan sisanya melemah sebanyak 6 kali. Dengan ini, maka saham MEDS mencatatkan penurunan sebesar 16,43% dalam sepekan terakhir.

MEDS bergerak pada sektor Healthcare dengan sub sektor Healthcare Equipment & Providers. Adapun Industri MEDS adalah Healthcare Equipment & Supplies dengan sub industri Healthcare Supplies & Distributions.

Tercatatnya MEDS di bursa merupakan langkah awal dari pengembangan bisnis untuk dapat memajukan industri alat kesehatan di Indonesia.

Harga penawaran MEDS adalah senilai Rp 125 per lembar saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1.562.500.000 lembar saham. Adapun kapitalisasi pasarnya hingga kemarin mencapai Rp 403,13 miliar.

Dalam Penawaran Umum Perdana ini, Perseroan menawarkan 312,5 juta saham baru atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum. Dengan demikian, total dana yang dihimpun adalah sebesar Rp 39,06 miliar.

MEDS berkomitmen untuk menjaga kepercayaan yang diberikan pada investor dengan menjalankan standar good corporate governance (GCG) yang baik dengan tetap meningkatkan kinerja operasional dan keuangan Perseroan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham atau investor Perseroan.

Dana IPO akan digunakan untuk melakukan renovasi gudang milik Perseroan menjadi pabrik yang dapat beroperasi, pembelian mesin masker Duckbill, dan masker medis KN95, masker medis KF94 dan masker medis N95 serta bahan baku produksi.

Setelah IPO, Perseroan mampu memproduksi varian masker yang lebih luas. Emiten yang berasal dari Kota Cimahi, Jawa Barat ini yakin tren penggunaan masker akan tetap berlanjut meskipun pandemi sudah relatif terkendali.

Selain saham MEDS, terdapat juga saham emiten teknologi yang juga merupakan salah satu saham big cap yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga masuk ke jajaran top losers kemarin. Saham GOTO berakhir ambrol 6,79% ke Rp 302/saham.

Nilai transaksi saham GOTO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 351,09 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 1,15 miliar lembar saham. Asing melepas saham GOTO sebesar Rp 15,48 miliar di pasar reguler.

Pelemahan saham GOTO terjadi seiring dengan laporan kinerja semester I-2022 yang telah dirilis perusahaan.

GOTO masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 13,64 triliun pada semester I-2022. Rugi ini membengkak 117,28% dibandingkan dengan posisi rugi semester pertama tahun lalu sebesar Rp 6,28 triliun.

Rugi bersih GOTO juga bertambah dibandingkan dengan kondisi per Maret 2022 sebesar Rp 6,47 triliun. Artinya, rugi bersih sepanjang kuartal II-2022 mencapai Rp 7,17 triliun.

Rugi bersih perseroan terutama disebabkan oleh naiknya beban penjualan dan pemasaran yang menembus Rp 6,34 triliun atau 235,43%, lebih besar daripada beban penjualan dan pemasaran periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,89 triliun.

Adapun pos beban lain seperti beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp 5,75 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 3,83 triliun di semester I-2021.

Sementara itu, rugi EBITDA semester I-2022 yang disesuaikan mencapai Rp 9,0 triliun, dibandingkan dengan rugi Rp 5,8 triliun pada periode yang sama di tahun 2021.

Meski begitu, pendapatan bruto GOTO naik 49% secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp 10,7 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,19 triliun (proforma).

Sementara nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) naik 42% mencapai Rp 290,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun pendapatan bersih GOTO pada semester I-2022 tercatat sebesar Rp 3,39 triliun, melesat 73% dari semester I-2021 senilai Rp 1,96 triliun.

"Kami telah berhasil menumbuhkan nilai transaksi bruto (GTV) serta pendapatan bruto Perseroan. Pertumbuhan juga tercatat di margin bisnis, dibandingkan dengan kuartal yang lalu. Hal tersebut mendorong percepatan langkah kami mencapai profitabilitas," kata Andre Soelistyo, Direktur Utama Grup GoTo, dalam siaran pers, Selasa (30/8/2022).

TIM RISET CNBC INDONESIA

(chd)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular