Wall Street Menguat Setelah 3 Hari Jeblok, tapi PHP Gak Nih?
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat di awal perdagangan Rabu (31/8/2022) waktu setempat, setelah jeblok dalam 3 hari beruntun. Namun, masih belum pasti apakah penguatan berhasil dipertahankan hingga penutupan nanti.
Indeks Dow Jones dibuka menguat 0,4%, S&P 500 0,6% dan Nasdaq memimpin sebesar 0,9%.
Pergerakan Wall Street yang merupakan kiblat bursa saham dunia tentunya akan memberikan pengaruh ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kemarin, investor saham di dalam negeri "di-PHP" Wall Street, menguat di awal perdagangan tetapi saat penutupan justru merosot lebih dari 1%.
Alhasil, IHSG jeblok hingga 1,2% pagi tadi, sebelum berhasil bangkit menjelang penutupan perdagangan.
Aksi jual melanda Wall Street sejak Jumat lalu setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell menegaskan akan terus menaikkan suku bunga dan menahannya dalam waktu yang lama sampai inflasi kembali ke 2%.
Bank sentral lain juga akan mengikuti The Fed. Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) juga menunjukkan tanda-tanda akan agresif. Anggota dewan gubernur ECB, Madis Muller mengatakan ECB seharusnya mulai mendiskusikan kenaikan 75 basis poin di bulan September.
Alhasil risiko resesi dunia menjadi semakin kencang.
Perekonomian AS juga sudah menunjukkan tanda-tanda pelambatan. Automatic Data Processing Inc. (ADP) hari ini mengumumkan sektor swasta AS sepanjang bulan Agustus menyerap 132.000 tenaga kerja, turun dari bulan sebelumnya 270.000 tenaga kerja, dan sangat jauh dari estimasi Dow Jones sebesar 300.000 tenaga kerja.
"Data kami menunjukkan pergeseran arah kecepatan perekrutan menjadi lebih konservatif, kemungkinan karena korporasi melihat sinyal-sinyal ekonomi yang tidak sejalan," kata Nela Richardson, kepala ekonom ADP, sebagaimana dilansir CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)