Analisis Teknikal

Nanti Kenaikan Harga BBM, IHSG Galau Tentukan Arah

Putra, CNBC Indonesia
31 August 2022 06:51
Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Aliran masuk modal asing ke pasar saham masih menjadi katalis positif untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sebagai catatan, IHSG menguat 0,38% dan ditutup di 7.159,47 kemarin (30/8). Di saat yang sama, asing net buy jumbo di saham sebesar Rp 835 miliar di pasar reguler.

Kendati menguat, sebenarnya apresiasi IHSG cenderung terpangkas karena di sesi I perdagangan, IHSG sempat menguat lebih dari 1% dan tembus level psikologis 7.200.

Dari dalam negeri, sentimen datang dari keputusan pemerintah terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.

Dari informasi yang diterima sebelumnya, bahwa kenaikan harga BBM ini akan diputuskan pada 31 Agustus 2022 ini, dan harga baru Pertalite dan Solar Subsidi akan resmi berlaku pada 1 September 2022.

Mengacu pada informasi yang diterima CNBC Indonesia, harga solar subsidi akan naik tetapi di kisaran Rp 8.500-10.000 per liter sementara untuk Pertalite maksimal Rp 10.000/liter.

Secara historis terutama di era Kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pasar saham cenderung merespons negatif keputusan kenaikan harga BBM bersubsidi satu hari sebelum hingga satu hari setelah pengumuman.

Setelah IHSG menguat kemarin dan jelang pengumuman kebijakan harga BBM subsidi, bagaimana arah pergerakan IHSG hari ini?

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG dan indikator BB kemarin, indeks bergerak turun dan mendekati batas bawah BB terdekat di 7.120.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Indikator RSI cenderung naik ke 59,73.

Dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak sudah memotong garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak ke area negatif.

Untuk hari ini, IHSG berpeluang terkonsolidasi terlebih dahulu. IHSG perlu menguji level support terdekat di 7.120 terlebih dahulu. Apabila level ini tertembus, waspadai IHSG bisa ke 7.017.


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular