Rupiah Belum Sanggup 'Tendang' Dolar AS Saat Tergelincir
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah sempat menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), kemudian stagnan hingga di pertengahan perdagangan Selasa (30/8/2022). Menghentikan pelemahannya pada awal pekan ini.
Mengacu pada data Refinitiv, rupiah terapresiasi pada pembukaan perdagangan sebanyak 0,14% ke 14.875/US$. Kemudian, rupiah bergerak stagnan hingga pada pukul 11:00 WIB.
Pergerakan tersebut seiring dengan terkoreksinya indeks dolar AS di pasar spot. Indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya bergerak melemah 0,07% ke posisi 108,76. Kini, dolar AS diperdagangkan di level 108, melemah dari awal pekan ini di level 109.
Meski begitu, indeks dolar AS masih berada dekat dengan rekor tertinggi dua dekadenya di 109,29 yang dicapainya pada pertengahan Juli 2022.
Pergerakan dolar AS masih ditopang oleh prediksi pasar bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga acuannya di September 2022, setelah Ketua Fed Jerome Powell memberikan komentar yang agresif di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat (26/8) pekan lalu.
Bahkan analis memprediksikan bahwa The Fed akan mempertahankan kenaikan suku bunga acuannya untuk beberapa waktu, tidak hanya pada pertemuan pada September 2022.
"Sementara Powell memberikan sedikit sinyal baru tentang kecepatan pertemuan yang akan datang, dia memperkuat pandangan bahwa kondisi keuangan perlu diperketat lebih lanjut, dan bahwa suku bunga akan dipertahankan pada tingkat yang cukup ketat untuk beberapa waktu," kata Analis Senior di Danske Bank Lars Sparreso Lykke Merklin.
Hal tersebut juga telah mendorong para pelaku pasar untuk meningkatkan taruhan di mana siklus kenaikan suku bunga acuan oleh the Fed akan mencapai puncaknya di atas 3,8% pada Mei 2023 dari prediksi sebelumnya di 3,6% pada dua pekan lalu.
Keagresifan The Fed nyatanya masih membayangi laju Mata Uang Garuda, meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya pada 23 Agustus 2022 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%. Namun, rupiah masih diperdagangkan di level Rp 14.800/US$ hingga saat ini.
Di Asia, mayoritas mata uang masih terkoreksi di hadapan dolar AS, hanya rupee India, yen Jepang dan ringgit Malaysia yang berhasil menguat terhadap dolar AS.
Sedangkan, baht Thailand menjadi mata uang berkinerja terburuk di Asia, terkoreksi paling tajam sebesar 0,33% di hadapan dolar AS. Di susul oleh dolar Taiwan yang melemah 0,25% terhadap si greenback.
TIM RISET CNBC INDOENSIA
(aaf/aaf)