Rupiah Perkasa, Tapi Bisa Tahan Berapa Lama?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 August 2022 09:11
Pekerja memperlihatkan uang dolar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Senin (4/7/2022).  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Selasa (30/8/2022), setelah terpuruk awal pekan kemarin. Namun, apa bisa bertahan sampai akhir perdagangan?

Begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,14% ke Rp 14.875/US$, melansir data Refinitiv. Penguatan tersebut kemudian terpangkas dan tersisa 0,03% saja di Rp 14.890/US$ pada pukul 9:06 WIB.

Rupiah masih sulit untuk mempertahankan penguatan sebab dolar AS begitu perkasa. Indeks dolar AS terus melesat naik hingga menyentuh level tertinggi dalam 20 tahun terakhir setelah ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, menegaskan akan terus menaikkan suku bunga dan menahannya di level tinggi sampai inflasi turun ke 2%.

"Pernyataan Powell mendukung ekspektasi suku bunga tinggi akan ditahan dalam waktu yang lama. Asumsi The Fed akan mulai memangkas suku bunga di 2023 adalah prematur," kata Kenneth Broux, ahli strategi valuta asing di Societe Generale, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (29/8/2022).

Dari dalam negeri, pelaku pasar masih menanti pengumuman harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite dan Solar.

Isu kenaikan keduanya semakin menguat setelah pemerintah menggelontorkan bantuan sosial senilai Rp 24 triliun. Memang pemerintah tidak secara gamblang menyebut bansos tersebut sebagai bantalan dari dana pengalihan subsidi BBM.

Namun, melihat dinamika yang terjadi belakangan ini, arahnya sangat kuat ke sana.

Informasi yang diterima oleh CNBC Indonesia, kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi ini akan diumumkan pada 31 Agustus ini, dan harga baru kedua BBM tersebut akan berlaku pada 1 September 2022 ini.

"Pada hari Senin (29/8/2022) akan ada rapat lanjutan mengenai tindak lanjut rapat-rapat sebelumnya," ungkap sumber tersebut kepada CNBC Indonesia, Sabtu (27/8/2022).

Sementara itu, dari sumber tersebut juga, kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter.

"Kemungkinan di bawah Rp 10.000/liter," kata sumber tersebut.

Selama masih belum ada kepastian kenaikan harga Pertalite, maka pasar masih akan volatil. Maklum saja, kenaikan harga Pertalite dan Solar bisa memicu inflasi tinggi, yang bisa menggerus daya beli masyarakat, pada akhirnya berdampak pada pelambatan ekonomi.

Berkaca dari 2013 dan 2014, rupiah juga jeblok saat BBM Premium dinaikkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular