Suram! Ada Potensi 50% Emiten China Didepak Dari Wall Street

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Senin, 29/08/2022 15:25 WIB
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Goldman Sachs mengatakan dalam laporannya bahwa ada peluang sebanyak 50% saham-saham emiten China akan akan dihapus atau delisting dari bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street. Potensi ini muncul setelah regulator dari kedua negara tersebut mencapai kesepakatan audit.

Komisi Pengaturan Sekuritas China (CSRS) dan Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (PCAOB) AS mengumumkan pada Jumat (26/8) bahwa kedua belah pihak telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk memeriksa dokumen audit perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di AS. Bahkan, Kementerian Keuangan China juga ikut menandatangani perjanjian tersebut.

PCAOB mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memiliki inspektur di China pada pertengahan September 2022 dan akan membuat keputusan pada Desember 2022 mengenai apakah China masih menghalangi akses ke informasi audit.


Dalam laporannya, analis Goldman Sachs memprediksikan sebanyak 50% peluang perusahaan-perusahaan China dapat dihapus dari daftar di bursa AS. Namun, angka tersebut kian menurun dari prediksi sebelumnya di 95% pada Maret 2022 karena regulator di kedua negara tersebut sepakat untuk melakukan tinjauan bersama.

Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari undang-undang yang berlaku sejak 2020. Pada periode ini, U.S Holding Foreign Companies Accountable Act secara resmi dijadikan undang-undang baru. Sehingga, U.S Securities and Exchange Commission (SEC) dapat menghapus perusahaan China dari bursa AS, jika mereka tidak dapat meninjau dokumen audit emiten selama tiga tahun beruntun.

Sejak Maret 2022, SEC telah mulai memanggil Alibaba dan emiten China lainnya yang juga terdaftar di bursa AS karena dinilai gagal mematuhi undang-undang tersebut.

Sisi lainnya, pada April 2022, CSRC telah merilis rancangan aturan terpisah yang menghapus larangan audit terperinci oleh entitas asing. Bahkan, pada awal bulan ini, CSRC telah bertemu dengan beberapa perusahaan akuntansi untuk melakukan inspeksi bersama dengan PCAOB.

Goldman Sachs memprediksikan saham emiten-emiten China akan ambles 13% jika dipaksa delisting dan indeks MSCI China dapat tergelincir hingga 6% akibat skenario tersebut. Sebaliknya, jika tidak ada delisting maka dapat mendorong indeks ADR dan MSCI China melesat yang masing-masing sebesar 11% dan 5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi


Related Articles