AS-China Teken Perjanjian Cegah Delisting Massal, Ini Isinya

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
27 August 2022 11:15
Bendera China dan Amerika Serikat (AS)
Foto: REUTERS/Jason Lee

Jakarta, CNBC Indonesia - Regulator audit AS menyatakan telah menandatangani perjanjian dengan regulator China, dalam rangka mengambil langkah pertama untuk memeriksa dan menyelidiki perusahaan akuntansi terdaftar di China dan Hong Kong.

Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (PCAOB) mengatakan itu merupakan perjanjian paling rinci dan preskriptif yang pernah dicapai regulator dengan China.

Regulator AS telah lama menuntut akses ke dokumen audit perusahaan China yang terdaftar di Amerika Serikat, tetapi Beijing enggan membiarkan regulator luar negeri memeriksa perusahaan akuntansi, dengan alasan masalah keamanan.

Keputusan tersebut menandai mencairnya hubungan bisnis AS-China dan akan sangat melegakan bagi ratusan perusahaan dan investor China yang telah menginvestasikan miliaran dolar di perusahaan-perusahaan yang memiliki peluang untuk mempertahankan akses ke pasar modal terdalam di dunia.

Pada hari Jumat (26/8/2022), sebanyak 163 perusahaan, termasuk Alibaba (BABA), JD.com (JD), dan Nio (NIO) telah diidentifikasi oleh regulator AS menghadapi risiko larangan perdagangan karena tidak mematuhi persyaratan audit.

"Kebijaksanaan tunggal untuk memilih perusahaan, keterlibatan audit dan potensi pelanggaran yang diperiksa dan diselidiki - tanpa berkonsultasi dengan, atau masukan dari, otoritas China," kata PCAOB dalam keterangannya, mengutip Reuters, Sabtu (27/8/2022).

Regulator AS menambahkan, inspekturnya dapat melihat kertas kerja audit lengkap dengan semua informasi yang disertakan dan agar PCAOB menyimpan informasi sesuai kebutuhan.

"PCAOB memiliki akses langsung untuk mewawancarai dan mengambil kesaksian dari semua personel yang terkait dengan audit yang diperiksa atau diselidiki PCAOB," katanya.

Sedangkan Komisi Pengaturan Sekuritas China (CSRC) mengatakan, perjanjian itu merupakan langkah penting untuk mengatasi masalah audit. Hal itu dapat menjaga perusahaan China yang terdaftar di Amerika Serikat menguntungkan investor, perusahaan dan kedua negara.

Penandatanganan protokol antara China dan Amerika Serikat menandakan bahwa kedua belah pihak telah membuat langkah penting untuk menyelesaikan masalah regulasi audit perusahaan China yang terdaftar di AS melalui peningkatan kerja sama:

"Sesuai dengan harapan dan ekspektasi pasar... jika kerja sama kemudian memenuhi kebutuhan regulasi masing-masing pihak, ada harapan masalah audit akan terselesaikan, dan delisting pasif dapat dihindari," tulisnya.

Aturan AS saat ini menetapkan bahwa perusahaan China yang tidak mematuhi permintaan kertas kerja audit akan ditangguhkan dari perdagangan AS pada awal 2024, tetapi tenggat waktu itu dapat dimajukan.

Ketua Securities and Exchange Commission (SEC) Gary Gensler mengatakan perusahaan China masih menghadapi delisting jika akun mereka tidak dapat diakses oleh otoritas AS.

"Perjanjian ini akan bermakna hanya jika PCAOB benar-benar dapat memeriksa dan menyelidiki sepenuhnya perusahaan audit di China," ucapnya.

Perusahaan besar China yang terdaftar di Amerika Serikat naik dalam perdagangan premarket, dengan Alibaba naik 2,6%, Pinduoduo naik hampir 6%, dan Baidu naik 3,3%.

"Ini terlihat sebagai langkah awal yang positif. Namun, hal itu belum sepenuhnya terjadi, seperti yang terlihat dari berbagai pembalikan yang tiba-tiba di masa lalu," kata Samuel Siew, spesialis pasar di CGS-CIMB.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duit Ratusan Triliun Rupiah Lenyap dari AS-China, Lari ke RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular