Review Sepekan

Capek Nanjak & Sempat Lesu 2 Hari, Harga CPO Masih 'Perkasa'

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
28 August 2022 11:00
A worker unloads palm oil fruits from a lorry inside a palm oil factory in Salak Tinggi, outside Kuala Lumpur.   © Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) acuan pada pekan ini terpantau masih melesat, meski harga CPO terpantau terkoreksi dalam dua hari terakhir.

Sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia untuk kontrak November 2022 melesat 1,93% secara point-to-point (ptp). Namun pada perdagangan Jumat (26/8/2022), harga CPO ambles 2,02% ke posisi RM 4.172/ton.

Harga CPO mulai terkoreksi pada perdagangan Kamis dan Jumat pekan ini. Tren bullish pada CPO selama pekan ini, membuat para pedagang akhirnya melakukan aksi jual. Ditambah dengan prediksi pasar bahwa tingkat ekspor CPO kembali meningkat.

Surveyor Kargo Intertek testing Services dan AmSpec Agri memperkirakan ekspor CPO Malaysia untuk periode 1-25 Agustus 2022 naik antara 4,9-10%.

"Data prediksi ekspor mendukung dan sesuai ekspektasi, sehingga yang terjadi adalah trader mengambil untung pada fakta bullish," kata seorang trader di Kuala Lumpur.

Sejatinya, karakteristik CPO yakni kerap dipengaruhi oleh laju harga minyak saingan seperti minyak kedelai. Harga minyak kedelai di Dalian ditutup naik 0,85%, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade berakhir naik 0,12%.

Di lain sisi, lembaga survei, Fitch Solutions memprediksikan harga rata-rata CPO hingga pada akhir tahun ini berada di RM 5.200/ton (US$ 1.160/ton), karena dipicu pemulihan harga CPO dari penurunannya baru-baru ini pada akhir Juli hingga awal Agustus 2022.

Fitch Solutions melihat akan ada penurunan pada persediaan CPO Indonesia dari sebelumnya yang sempat membengkak. Selain itu, dari sisi permintaan, India dan China diproyeksikan akan meningkatkan permintaannya pada CPO hingga di akhir 2022.

Sementara itu dari Indonesia, pemerintah telah memperpanjang kebijakan pembebasan pungutan untuk ekspor minyak sawit hingga 31 Oktober 2022.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakannya pada Rabu lalu, di tengah upaya untuk mendorong ekspor dan menopang harga minyak sawit segar petani.

Sebelumnya, pemerintah telah membebaskan pungutan ekspor CPO pada 15 Juli hingga 31 Agustus 2022, tapi kemudian kembali memperpanjang durasi kebijakannya.

Meskipun pengiriman telah dilanjutkan dan pihak berwenang telah mengubah kebijakan pajak terkait, ekspor sejauh ini tetap lambat, sehingga tangki penyimpanan mendekati kapasitas dan harga turun.

Data terakhir dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan persediaan mencapai 6,68 juta ton pada akhir Juni 2022, dibandingkan dengan sekitar 4 juta ton pada akhir Juni 2021.

Kebijakan pemerintah Indonesia tentunya sangat berpengaruh terhadap pergerakan CPO dunia karena Indonesia merupakan eksportir terbesar di dunia.

Data persediaan CPO yang masih membengkak melebihi permintaan, tentunya akan menekan laju pergerakan harga CPO di pasar nabati.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Naik Nyaris 2% Sepekan, Gegara RI Larang Ekspor?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular