Sikap Investor di SBN Beragam, Yield Juga Bergerak Mixed

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
26 August 2022 19:28
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup bervariasi pada perdagangan Jumat (26/8/2022), di mana investor cenderung wait and see jelang pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) di simposium Jackson Hole.

Sikap investor di pasar SBN pada hari ini cenderung beragam. Di SBN tenor 1, 3, 25, dan 30 tahun ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) dan naiknya harga. Sebaliknya, di SBN tenor 5, 10, dan 15 tahun cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield dan melemahnya harga.

Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 1 tahun menjadi yang paling besar penurunan yield-nya pada hari ini, yakni turun 2,6 basis poin (bp) ke posisi 4,609%. Sedang SBN berjatuh tempo 5 tahun menjadi yang paling besar kenaikan yield-nya hari ini, yakni menguat 2,8 bp ke posisi 6,641%.

Sementara untuk yield SBN berjangka waktu 20 tahun cenderung stagnan di posisi 7,147%. Adapun untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) negara naik 1,2 bp ke posisi 7,073%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Dari AS, yield obligasi pemerintah (US Treasury) cenderung menanjak pada perdagangan pagi hari ini waktu setempat, jelang pidato ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell di simposium Jackson Hole.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun naik 0,4 bp ke posisi 3,378% pada hari ini pukul 07:00 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Kamis kemarin di 3,374%.

Sedangkan untuk yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan obligasi benchmark negara AS juga naik 5 bp menjadi 3,074% pada hari ini, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di 3,024%.

Simposium Jackson Hole tahun ini sejatinya telah dimulai pada Kamis malam waktu Indonesia. Namun, Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell baru akan berpidato pada Jumat malam waktu Indonesia.

Powell diperkirakan tidak akan banyak merubah sikapnya. Ia diperkirakan akan kembali menegaskan akan terus menaikkan suku bunga selama diperlukan guna menurunkan inflasi.

Jika tak ada kejutan atau semua pernyataan Powell masih sesuai ekspektasi, maka pelaku pasar di global tidak terlalu mengkhawatirkannya.

Berbeda ceritanya jika ada kejutan. Pasar melihat ketika The Fed selesai menaikkan suku bunga dan inflasi mulai menurun, maka di tahun depan pemangkasan akan mulai dilakukan.

Tetapi jika Powell menegaskan suku bunga akan ditahan cukup lama setelah periode kenaikan selesai, maka ada kemungkinan pasar kembali bereaksi.

Dari dalam negeri, sempat ada isu pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga Pertalite dan Solar hari ini. Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh CNBC Indonesia, bahwa masih ada rapat lanjutan antara menteri-menteri ekonomi Indonesia pada hari ini.

"Jadi hari ini masih dibicarakan bukan pengumuman penyesuaiannya," terang sumber di lingkup pemerintahan kepada CNBC Indonesia, Jumat (26/8/2022).

Sejatinya, untuk kenaikan harga BBM ini, pemerintah masih mempertimbangkan supaya tidak mengganggu daya beli masyarakat termasuk inflasi yang tidak terlalu tinggi.

Nah, untuk menjaga daya beli masyarakat, kemungkinan kenaikan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih akan berada di bawah Rp 10.000 per liter dengan range kenaikan Rp 1.000 sampai Rp 2.500 dari harga yang saat ini Rp 7.650 per liter.

"Kemungkinan di bawah Rp 10.000/liter," kata sumber tersebut.

Dari informasi yang diterima juga, pengurangan subsidi ada beberapa alternatif termasuk diantaranya adalah penambahan kuota BBM Pertalite yang saat ini sudah dalam kondisi sekarat.

Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto mengatakan bahwa secara eksplisit dari Partai Nasdem mengusulkan kenaikan harga BBM di Pertamina khusus untuk Pertalite dan Solar Subsidi mencapai 30%.

"Pertalite Rp10.000/liter eksplisit dari Nasdem, dengan catatan tetap ada subsidi. Karena kan keekonomian Pertalite itu Rp 17.000-an/liter, jadi memang harus tetap disubsidi," ungkap dia dalam Raker bersama Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Rabu (24/8/2022).

Sugeng meminta subsidi BBM Pertamina juga harus tepat sasaran, kenaikan harga BBM harus dibarengi dengan pembatasan pembelian Pertalite.

"Dalam tingkat tertentu kami ingin subsidi diberikan ke orang bukan barang seperti ke BBM," tandas dia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular