Garuda Mulai Turunkan Harga Tiket, Maskapai Lain Gimana?

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Jumat, 26/08/2022 13:05 WIB
Foto: Sejumlah awak kabin melakukan pelatihan di pusat pelatihan kabin kru maskapai Garuda Indonesia Training Center (GITC) di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta, Selasa (31/5/2022). GITC memiliki gedung training pilot, gedung pelatihan pramugari dan gedung emergency safety. Selain itu, terdapat fasilitas penunjang lain seperti ruang social grace (ruang pelatihan make up pramugari), dormitory (asrama tempat tinggal), table manner dan perpustakaan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menindaklanjuti permintaan Presiden RI Joko Widodo mengenai permasalahan mahalnya harga tiket pesawat dengan menambah jumlah armada pada maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Pada konferensi pers Kamis (24/8/2022), Erick mengatakan bahwa jumlah pesawat Garuda Indonesia dan Citilink berjumlah 61 pesawat. Namun, setelah dilakukan restrukturisasi melalui putusan PKPU, Garuda akan didorong bergerak lebih sehat dari sisi korporasi.

"Di mana salah satunya indikasi yang akan kita lakukan selesai daripada PKPU, putusan pemerintah akan kembali membantu PMN (penyertaan modal negara) sebesar Rp 7,5 triliun yang sebenarnya sudah diputuskan hampir 1,5 tahun lalu sebelum kondisi Covid-19 terjadi. Tapi inilah momentum yang baik," ujar Erick.


"Maka tadi kita sampaikan ke bapak presiden dan para menteri yang hadir, Garuda setelah restrukturisasi, PKPU, ini akan mulai menambah (penerbangan) umrah pesawatnya kembali di mana yang sekarang Garuda dan Citilink jumlahnya hanya 61, di akhir tahun akan mencapai 120," kata Erick.

Penambahan armada pada maskapai Garuda dan Citilink diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara supply dan demand, sehingga harga tiket pesawat dapat kembali normal.

Seperti diketahui, kenaikan harga tiket pesawat beberapa waktu lalu disebabkan oleh menurunnya jumlah armada pesawat dan peningkatan harga avtur.

Penurunan jumlah armada pesawat seiring dengan permintaan yang menurun ketika pandemi Covid-19. Namun, ketika pemerintah melonggarkan pembatasan kegiatan di dalam negeri, permintaan pun kembali meningkat.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkutan penerbangan selama periode Januari-Juni 2022, naik 57,59% menjadi 24,6 juta orang dan penumpang internasional melesat 540,9% menjadi 375,5 ribu jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.

Sementara jumlah ketersediaan pesawat, berkurang menjadi 350 dari 550 pesawat hingga Mei 2022, mengutip data Kementerian Perhubungan.

Selain itu, tingginya harga avtur kian mendorong harga tiket pesawat. Pengamat Penerbangan Gatot Raharjo mengatakan bahwa harga avtur memiliki kontribusi sebanyak 40% dari peningkatan harga tiket pesawat. Tidak hanya itu, dolar Amerika Serikat (AS) yang kian perkasa turut membebani biaya perawatan pesawat dan suku cadang.

Garuda pun akhirnya mulai memberikan potongan harga tiket pesawat untuk rute penerbangan domestik maupun internasional.

Adapun periode pemesanan promo khusus tersebut berlangsung mulai 25 Agustus 2022 hingga 30 Agustus 2022 dengan waktu penerbangan hingga 31 Maret 2023 mendatang.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut, melalui program 'Jelajah Negeri', Garuda Indonesia menawarkan potongan harga khusus hingga 15% yang disertai dengan berbagai penawaran cash back dan benefit lainnya dari berbagai bank partner.

Adapun beberapa rute domestik yang turut mendapatkan promo khusus tersebut di antaranya Jakarta - Balikpapan pp mulai dari Rp 2,7 jutaan, Jakarta-Lombok pp mulai Rp 2,5 jutaan, Jakarta - Jambi pp mulai Rp 2 jutaan, Jakarta - Sorong pp mulai Rp 5,7 jutaan, serta Jakarta - Surabaya pp mulai Rp 2,1 jutaan.

Sedangkan untuk rute internasional sejumlah promo harga khusus yang dihadirkan di antaranya pada rute Jakarta - Kuala Lumpur pp mulai Rp 2 jutaan, Jakarta - Bangkok pp mulai Rp 5 jutaan, Jakarta - Seoul pp mulai Rp 9 jutaan, Jakarta - Sydney pp mulai Rp 9 jutaan, serta Jakarta - Tokyo pp mulai Rp 15 jutaan.

Lantas, bagaimana dengan maskapai yang lain?


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik

Pages