Nggak Kalah Dengan BUMN, Bank Swasta Ini Juga Terbesar di RI

Feri Sandria, CNBC Indonesia
24 August 2022 18:35
Gedung BRI
Foto: Gedung BRI (Foto: ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri keuangan merupakan salah satu sektor paling menggiurkan dengan pendapatan jumbo yang berulang. Pendapatan tersebut masih berpotensi meningkat dengan naiknya daya beli masyarakat atau ekspansi pertumbuhan ekonomi nasional.

Saat ini perusahaan penyedia layanan keuangan, khususnya terkait perbankan, masih secara luas dikuasai oleh perusahaan milik pemerintah atau lebih dikenal sebagai BUMN. Meski demikian beberapa perusahaan swasta tak mau ketinggalan menjajal pasar 'basah' dan penuh tantangan ini.

Sejumlah emiten perbankan swasta mampu bersaing dengan sejumlah BUMN perbankan milik pemerintah. Berikut daftar tiga bank swasta Tanah Air terbesar dari sisi aset yang dimilik hingga akhir kuartal kedua 2022.

Bank Central Asia (BBCA)

Bank milik taipan terkaya RI, Hartono bersaudara, ini memiliki jumlah aset Rp 1.264 triliun atau hanya kalah dari dua bank BUMN yakni Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Namun dari segi kapitalisasi pasar, BBCA memimpin dan menjadi yang terbesar di bursa domestik dengan valuasi nyaris mencapai Rp 1.000 triliun. Kapitalisasi pasar BBCA saat ini, nyaris 2,5 kali besaran valuasi BMRI yang tercatat memiliki aset terbesar di antara emiten perbankan.

Pada semester pertama tahun ini pendapatan dan laba BBCA yang tercatat menjadi yang terbesar ketiga di belakang BBRI dan BMRI.

Bank OCBC NISP (NISP)

Bank asal Singapura ini memiliki aset Rp 223 triliun dan merupakan yang terbesar kelima secara keseluruhan atau berada di bawah Bank Negara Indonesia (BBNI) yang memiliki aset sekitar 4 kali milik NISP.

Meski memiliki aset jumbo, secara kapitalisasi pasar NISP hanya berada di peringkat ke 19 atau sedikit lebih besar dari BPD Jawa Barat dan Banten (BJBR).

Bank Pan Indonesia (PNBN)

Bank milik Mu'min Ali Gunawan ini memiliki aset Rp 200 triliun dan berada di peringkat enam secara keseluruhan, tepat di bawah NISP.

Dari segi kapitalisasi pasar, PNBN yang sahamnya sempat mengalami reli akibat isu kencang akuisisi dan merger berada di peringkat kesembilan secara keseluruhan.

Perjalanan Bank Central Asia (BBCA) menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar tertinggi di Bursa Efek salah satunya berawal dari "tim sirkus" yang hijrah dari Indomobil ke BCA.

Tahun 2018 dalam diskusi peluncuran buku biografi Aswin Wirjadi, Managing Director BCA kala itu Tjitra Association Hora Tjitra menyebut perubahan di tubuh bank swasta terbesar Tanah Air ini dibantu oleh armada tim baru. Dalam buku ini disebut sebagai 'tim sirkus', yakni mereka adalah yang dipindahkan ke BCA dari Indomobil.

Dua orang tim sirkus yang dimaksud adalah Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan mantan Wakil Direktur Utama BCA Aswin Wirjadi yang menjabat pada 1999-2007. Ketika menjabat Aswin bertanggung jawab atas Divisi Teknologi Informasi, Divisi Pengembangan Operasi, Divisi Perbankan Konsumer, dan juga Operasional Wilayah Cabang.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menceritakan awal perjalanan keduanya hijrah dari Indomobil ke bank yang kelak menjadi bank terbesar di Indonesia tersebut. Ia menyebut ketika awal pindah ke BCA jabatan dari direktur diturunkan menjadi kepala divisi.

Ia juga menceritakan peranan Aswin dalam mentransformasi bisnis BCA. Salah satunya adalah ketika keduanya hendak meluncurkan mesin anjungan tunai mandiri dan kartu debit paspor BCA yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi kapan saja di mana saja.

Jahja juga menceritakan bagaimana Aswin terus mendorong BCA untuk berinvestasi di bidang teknologi. Padahal, bank-bank lain pada saat itu enggan berinvestasi di bidang teknologi karena harganya yang mahal.

Transformasi tersebut merupakan salah satu alasan utama mengapa BBCA mampu menjadi bank swasta terbesar di Tanah Air. Pengakuan yang sama akan transformasi teknologi juga diungkapkan oleh Wakil Presiden Direktur BBCA saat ini Armand Hartono dalam perbincangannya di podcast milik crazy rich Surabaya Hermanto Tanoko.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular