Harga BBM Mau Naik? Erick Beberkan Cara Biar Tepat Sasaran

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
24 August 2022 15:00
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM). Usai meresmikan Jembatan Sungai Kimarpu di Pagedangan Udik, Kronjo, Kabupatan Tangerang, Banten, pada Sabtu (20/8/2022), Erick menyempatkan diri melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tangerang. (Dok.BUMN)
Foto: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkomitmen memastikan ketersediaan pasokan bahan bakar minyak (BBM). Usai meresmikan Jembatan Sungai Kimarpu di Pagedangan Udik, Kronjo, Kabupatan Tangerang, Banten, pada Sabtu (20/8/2022), Erick menyempatkan diri melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tangerang.

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bicara terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) yang saat ini menjadi isu hangat di masyarakat. Kabarnya, pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi yang saat ini pengelolaannya melalui PT Pertamina (Persero).

"BBM, tentu kami sebagai Kementerian BUMN menunggu penugasan pemerintah," ujar Erick di gedung DPR RI Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Saat ini, yang menikmati BBM bersubsidi bukan hanya orang yang tidak mampu. Artinya, subsidi BBM masih tidak tepat sasaran. Erick menuturkan, dari Kementeriannya mendorong beberapa hal yang harapannya dapat menjadi solusi persoalan subsidi tepat sasaran.

Salah satunya, terkait dengan data masyarakat yang layak mendapatkan subsidi BBM melalui PeduliLindungi. Menurutnya melalui konsolidasi dapat memperluas pemanfaatan aplikasi tersebut.

"PeduliLindungi yang diinisiasi oleh kami dari Telkom dan Kementerian BUMN sekarang menjadi suatu dasar bagaimana ini bisa dilakukan konsolidasi satu data, tinggal dilebarkan apakah ini bisa jadi apps untuk nasional," ungkapnya.

"Kalau soal subsidi tepat sasaran saya setuju jangan sampai subsidi ini salah sasaran pada orang yang mampu, tapi ke orang yang membutuhkan," tegasnya. 

Erick mengungkapkan, saat ini Kementeriannya melalui perusahaan negara sedang berupaya untuk berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan impor BBM. Sebab, anggapan selama ini, impor BBM hanya untuk kendaraan-kendaraan saja.

Erick menyebut, meskipun bahan bakar kendaraan nantinya dapat digantikan dengan energi lain seperti listrik atau energi yang ramah lingkungan, tetap dapat menciptakan permasalahan dalam hal subsidi energi ini.

"Kalau penggunaan BBM selama ini hanya berpersepsi hanya untuk kendaraan yang kita pakai. Tapi kalau kita lihat catatan lainnya, kalaupun kita berhasil mengkonsolidasikan apakah kendaraan listrik, B40, apalagi sekarang yang sedang didorong pemerintah bio avtur, tak menutup kemungkinan impor BBM, karena kenaikan petrochemical," jelasnya.

Erick menjabarkan lebih jauh, impor bahan baku akan tetap dilakukan lantaran petrochemical itu menjadi bahan baku kebutuhan produk yang lainnya. "Karena bahan baku petrochemical dari crude oil yang diturunkan menjadi plastik, baju dan lain-lain. Ini ekuilibrium ini perlu kita dorong," ucapnya. 


(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Sebut Ada yang Cemburu Soal Gaji Karyawan, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular