BI 'Mainkan' Yield SBN, Supaya Rupiah Seksi Lagi

hadijah, CNBC Indonesia
24 August 2022 12:30
Warga antre untuk menukarkan uang baru tahun emisi 2022 di Pasar Slipi, Jakarta, Selasa (23/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Warga antre untuk menukarkan uang baru tahun emisi 2022 di Pasar Slipi, Jakarta, Selasa (23/8/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyiapkan amunisi khusus untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian kondisi keuangan yang masih besar.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan arah kebijakan moneter ke depan bank sentral akan diarahkan untuk memperkuat stabilitas, di tengah arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve yang tak menentu dan potensi aliran modal keluar.

BI berkomitmen untuk terus melakukan triple intervention, dimana bank sentral mengintervensi pasar valas, DNDF dan pasar sekunder.

"Dalam konteks ini, keputusan terbaru BI, tidak hanya dengan triple intervention, tapi BI akan melakukan penjualan dan pembelian SBN dengan menjual SBN jangka pendek untuk memperkuat nilai tukar rupiah," papar Perry.

Strategi ini dikenal dengan sebutan 'operation twist'. BI nantinya akan menjual obligasi pemerintah jangka pendek, sambil membeli obligasi pemerintah jangka menengah dan panjang.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan imbal hasil untuk menarik investor asing saat membeli obligasi pemerintah jangka menengah dan panjang agar imbal hasil tetap rendah, yang akan mendukung pemulihan ekonomi dan mengurangi beban pemerintah dalam pembiayaan fiskal. Dengan demikian, strategi ini akan menopang pergerakan rupiah.

Pada Selasa (23/8/2022), BI telah memutuskan menaikkan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75%.

Setelah keputusan ini, harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (23/8/2022).

Mayoritas investor cenderung melepas SBN kemarin. Hal ini ditandai dengan naiknya yield di hampir seluruh tenor. Hanya SBN tenor 3 tahun yang ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya yield. Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 3 tahun melandai 8,5 basis poin (bp) ke posisi 6% sepanjang perdagangan kemarin, Selasa (23/8/2022).

Sejauh ini, BI mengklaim stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. Nilai tukar pada 22 Agustus 2022 menguat secara rerata sebesar 0,94%, meskipun terdepresiasi 0,37% (ptp) dibandingkan dengan akhir Juli 2022.

"Perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut sejalan dengan kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, terjaganya pasokan valas domestik, serta persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Perry.

Dari data Refinitiv, Rupiah pada Rabu (24/8/2022) tercatat melemah 0,17% menjadi Rp 14.860 per dolar AS.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Segini Harga Jual Beli Kurs Rupiah di Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular