Batal Ikut Rusia & China, RI Putar Balik Follow AS

hadijah, CNBC Indonesia
Rabu, 24/08/2022 10:20 WIB
Foto: Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juni 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) akhirnya memilih menaikkan suku bunga acuan, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75%, pada 23 Agustus 2022.

Ini adalah kenaikan pertama dalam 45 bulan terakhir. Sebelumnya, BI selama 18 bulan menahan suku bunga pada level 3,5%, terendah dalam sejarah.

Kini, kebijakan moneter BI diarahkan lebih ketat sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi volatile food.


Artinya, BI memilih mengekor kebijakan moneter negara maju, termasuk Amerika Serikat (AS) yang telah lebih dulu menaikkan Fed Fund Rate (FFR) sebagai upaya memadamkan laju inflasi.

Federal Reserve atau the Fed, pada tahun ini saja, telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk dua bulan berturut-turut. Berdasarkan hasil rapat 26-27 Juli 2022, suku bunga The Fed (Fed Funds Rate/FFR) resmi naik menjadi pada kisaran 2,25 persen-2,5 persen.

Kebijakan moneter AS ini bertolak belakang dengan China dan Rusia. Bank sentral Rusia (Central Bank of Russia/CBR) dan bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) beberapa waktu lalu memilih memangkas suku bunga guna memacu perekonomian.

CBR sebenarnya telah bermanuver di tahun ini, ketika Barat memberikan sanksi ke Rusia akibat perang dengan Ukraina, suku bunga langsung dikerek naik dari 9,5% menjadi 20%. Pasalnya, nilai tukar rubel yang anjlok ke rekor terlemah sepanjang sejarah melawan dolar AS, dan inflasi yang meroket.

Langkah cepat CBR dan kebijakan capital control Presiden Vladimir Putin serta surplus transaksi berjalan yang mencetak rekor membuat rubel berbalik menguat ke bawah RUB 60/US$, yang merupakan level terkuat dalam 7 tahun terakhir, dan menjadi mata uang terbaik di dunia.

Penguatan tajam rubel membuat inflasi terkendali, dan CBR mulai memangkas suku bunganya guna memacu perekonomian. Pada Juli lalu, bank sentral Rusia pimpinan Elvira Nabiullina ini memangkas suku bunga sebesar 150 basis poin menjadi 8%, lebih rendah ketimbang sebelum perang terjadi.

Adapun PBoC, Senin (22/8/2022), ikut memangkas suku bunganya guna memacu pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda pelambatan akibat kebijakan lockdown yang masih diterapkan.

PBoC memangkas suku bunga acuannya loan prime rate (LPR) tenor 1 tahun menjadi 2,65% dari sebelumnya 3,7%. Sementara LPR tenor 5 tahun dipangkas menjadi 4,3% dari sebelumnya 4,45%.

Pada pekan lalu, PBoC juga memangkas suku bunga medium term lending facility (MLF) tenor 1 tahun sebesar 10 basis poin untuk beberapa institusi finansial.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Racikan Investasi MI Saat The Fed "Ngerem" Pangkas Bunga Acuan