
Erick Sebut Ekonomi Digital RI Terbesar di Asia Tenggara 2030

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut bahwa pada 2030 mendatang Indonesia akan memiliki digital ekonomi senilai Rp 4.800 triliun. Sebab, kelas menengah RI yang sebanyak 145 juta akan terus tumbuh yang mana sebagian besar merupakan usia produktif.
"2030 akan memiliki digital ekonomi Rp 4.800 triliun. Terbesar di Asia Tenggara. Kelas menengah Indonesia 145 juta dan akan terus tumbuh. Demografi makin mudah," ujarnya melalui YouTube, Selasa (23/8/2022).
Menurutnya, Indonesia harus menangkap momentum ini sebagai peluang yang dapat meningkatkan perekonomian di masa depan. Sehingga, cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 mendatang dapat terwujud.
"Ada sebuah perubahan. Dinamika menjadi sebuah momentum besar. Sekarang kita mau di mana posisinya? Apa mau jadi pemainnya, atau mau jadi penonton? Atau yang sering kita lihat hari ini komentator. Kita coba cari tau di lubuk hati di mana posisinya. 2045 nggak lama, momentum 2030 luar biasa, tentunya 2038 grafiknya berubah," ungkapnya.
Erick menuturkan, Kementerian BUMN sendiri akan terus mendorong para perusahaan pelat merah untuk terus beradaptasi dan berinovasi sesuai perkembangan zaman yang bergerak cepat dan dinamis.
"Transformasi selalu mengaca apa yang merefleksikan perubahan saat ini. BUMN tak boleh jadi dinosaurus, maka BUMN harus terus beradaptasi. Bagaimana digitalisasi menjadi keharusan," tuturnya.
Erick mengatakan lebih jauh, pihaknya telah mendorong perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur informasi seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk untuk menjaga pembangunan infrastruktur dan terus mengembangkan data center hingga kualitas jaringan.
"Kita mendorong Telkom terus jaga pembangunan infrastruktur. Apakah data center, Cloud, 5G, dan lain-lain. Telkomsel jadi agregator produk konten lokal," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga mendukung dari segi pendanaan bagi para perusahaan rintisan atau startup yang akan mengembangkan teknologi terkini agar ekosistem digital Tanah Air semakin bagus.
"Ekosistem kita harus makin bagus. Menang dalam perang ini. Bukan hanya sebuah pertandingan tapi menjadi negara yang mandiri, merdeka, dan berdaulat. Bukan hanya selama ini jadi penonton saja," sebutnya.
Erick meminta, agar para pemilik perusahaan startup teknologi yang beroperasi di Indonesia dapat berkontribusi membangun negara. Selain berkontribusi melalui pajak dan pembukaan lapangan kerja, jika perusahaannya sudah berkembang dan maju dapat melepas sahamnya atau go public di negeri sendiri, bukan di luar negeri.
"Digital ekonomi yang ditemukan founder-nya Indonesia, tapi beroperasinya di Indonesia, jangan di luar negeri, (kalau di luar negeri) pajak di luar bukan di kita, tak buka lapangan kerja kita. Kalau nanti jadi besar juga go public di Indonesia bukan di luar," tegas Erick.
Erick menambahkan, bagi perusahaan BUMN harus melihat inovasi digital menjadi platform yang penting. Jika perlu, bekerja sama dengan swasta maupun asing namun harus mengikuti ekosistem Tanah Air, yang mana harus memberikan keuntungan bagi perekonomian dan pembukaan lapangan kerja Indonesia.
"Kita menghadapi perubahan yang terjadi. Ini pondasinya jangan hilang. 2030 nggak lama lagi. Saya mendorong BUMN sekarang dan bisnis proses, kita juga mau melihat inovasi digital jadi platform yang penting," pungkasnya.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Bicara Potensi Besar Ekonomi Digital RI: Rp 4.500 T!