Intip Kinerja Saham Emiten Pasca Stock Split, Mantul Gak?

Putra, CNBC Indonesia
23 August 2022 07:25
Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada 8 emiten saham yang melakukan aksi korporasi berupa pemecahan nilai nominal saham atau stock split.

Stock split merupakan salah satu aksi korporasi yang tidak mempengaruhi valuasi suatu saham secara langsung melainkan meningkatkan jumlah saham beredar dan menurunkan harga per lembarnya sehingga diharapkan lebih aktif ditransaksikan.

Biasanya aksi korporasi ini dilakukan oleh emiten untuk memperluas basis investor terutama mereka yang ingin menjangkau kalangan investor ritel.

Nama-nama besar seperti perusahaan tambang batu bara PT Harum Energy Tbk (HRUM), emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), hingga emiten distributor BBM PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) ikut meramaikan aksi stock split.

Namun tidak semua yang melakukan aksi stock split ini berhasil membawa harga sahamnya melambung. Contoh kasus adalah saham HRUM.

Per tanggal 2 Juni 2022, saham HRUM resmi ditransaksikan menggunakan harga baru setelah stock split 1:5. Hanya saja saham HRUM malah bergerak downtrend.

Per kemarin (22/8/2022), harga saham HRUM ditutup di Rp 1.580/unit yang mengindikasikan nilai kapitalisasi pasar HRUM telah susut 33,6%.

Saham HRUM harus rela turun tajam padahal di tengah tren kenaikan harga batu bara global yang kembali tembus US$ 400/ton.

Saham SILO juga mengalami nasib serupa. Namun koreksinya masih tergolong lebih wajar. SILO memecah nilai nominal sahamnya dengan rasio 1:8. Harga teoritisnya kala itu berada di Rp 1.080/unit.

Penyesuaian harga saham baru SILO terjadi di 8 April 2022. Sejak saat itu harga saham SILO cenderung bergerak volatil.

Harga saham SILO sempat mencapai posisi penutupan tertinggi di Rp 1.235/unit. Namun setelah itu harga saham downtrend, sempat naik lagi dan sideways hingga kemarin.

Pada perdagangan awal pekan ini (22/8/2022), harga saham SILO ditutup di Rp 1.035/unit atau mengalami penurunan 4,2% sejak stock split dilakukan.

Berbeda cerita dengan SILO dan HRUM, harga saham AKRA bergerak uptrend. Harga saham AKRA saat cum date berada di Rp 4.200/unit dan melakukan stock split dengan rasio 1:5 sehingga harga teoritisnya berada di Rp 840/unit.

Sejak saat penyesuaian harga pada 12 Januari 2022, saham AKRA telah naik 39,3% dan ditutup di Rp 1.170/unit kemarin (22/8/2022).

Selain saham AKRA, ada dua emiten lain yang sahamnya juga tercatat masih menguat sejak stock split yaitu PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) dan PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) yang menguat masing-masing 10,5% dan 7%.

Sedangkan saham yang gagal melambung setelah stock split selain HRUM dan SILO adalah PT Grand House Mulia Tbk (HOMI), PT Ekadharma International Tbk (EKAD) dan PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA).

Berikut ini adalah rekap kinerja saham emiten yang melakukan stock split sampai dengan perdagangan kemarin.

Saham

Stock Split

Harga Cum

Harga Teoritis

Tanggal Penyesuaian JATS

Harga Closing (22/8/2022)

Change

AKRA

1:5

4200

840

12-Jan-22

1170

39.3%

JTPE

1:4

990

248

28-Jul-22

274

10.5%

MLIA

1:5

2870

575

15-Jul-22

615

7.0%

HOMI

1:2

1305

650

20-Jun-22

635

-2.3%

SILO

1:8

8650

1080

08-Apr-22

1035

-4.2%

EKAD

1:5

1475

296

22-Aug-22

282

-4.7%

PBSA

1:2

750

376

22-Jun-22

298

-20.7%

HRUM

1:5

11875

2380

02-Jun-22

1580

-33.6%

Dari kasus di atas, aksi korporasi seperti stock split tidak selalu berhasil membawa terbang harga sahamnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Umumkan Stock Split Rasio 1:10, Saham Sekar Laut (SKLT) ARA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular