NPI Surplus, Bukti RI Surga Investasi Saat Dunia Resesi?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 August 2022 13:30
Ilustrasi Dollar
Foto: Freepik

Berbeda dengan investasi langsung yang surplus, investasi portofolio dan investasi lainnya masih mencatat defisit. Meski demikian, defisit investasi portofolio menipis, sementara investasi lainnya naik.

Defisit investasi portofolio pada kuartal II-2022 dilaporkan sebesar US$ 400 juta, jauh lebih kecil dari kuartal sebelumnya US$ 3,2 miliar.

Dari sisi kewajiban, investasi portofolio mencatat net inflow sebesar US$ 700 juta, berbalik dari defisit sebesar US$ 1,8 miliar pada Januari - Maret 2022. Net inflow tersebut masih ditopang instrumen portofolio kewajiban swasta yang mengalami inflow sebesar US$ 2,6 miliar, jauh lebih tinggi dari sebelumnya US$ 300 juta.

Kenaikan tajam tersebut berasal dari instrumen utang swasta. Sementara dari pasar saham, inflow tercatat sebesar US$ 1,8 miliar, lebih rendah dari kuartal I-2022 sebesar US$ 2,1 miliar.

Sementara itu, investasi portofolio kewajiban sektor publik mencatat outflow dana asing sebesar US$ 3 miliar, membaik dari sebelumnya US$ 3,5 miliar. Investor asing masih terus melakukan aksi jual Surat Utang Negara (SUN), dengan nilai US$ 5,2 miliar. Dengan demikian, kepemilikan asing pada instrumen SUN tercatat menurun menjadi 19,1% atau sebesar US$ 50,7 miliar, dibandingkan kuartal I-2022 sebesar 20,9% atau US$ 58 miliar.

Aksi jual tersebut tidak lepas dari bank sentral AS (The Fed) yang sangat agresif dalam menaikkan suku bunga. Membuat yield obligasi AS (Treasury) menanjak, dan selisihnya dengan yield SUN menjadi menyempit.

Sebaliknya, dari instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dan Surat Berharga Negara (SBN) valas mengalami inflow masing-masing US$ 600 juta dan US$ 1,6 miliar.

Untuk investasi lainnya, pada kuartal II-2022 mengalami pembengkakan defisit menjadi US$ 3,6 miliar, dibandingkan sebelumnya US$ 3,4 miliar.

Pembengkakan defisit tersebut terjadi akibat dari sisi kewajiban sektor swasta yang sebelumnya pada kuartal I-2022 mengalami surplus US$ 400 juta, berbalik defisit US$ 1,2 miliar di kuartal II-2022.

"Arus keluar neto tersebut terutama disebabkan kenaikan pembayaran pinjaman dan utang dagang kepada kreditur luar negeri" tulis BI,

Dari sektor kewajiban publik juga mengalami hal yang sama, defisit tercatat sebesar US$ 600 juta, setelah sebelumnya surplus US$ 1,4 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular