
Waspada! Ada Indikasi Rupiah Dekati Rp 14.900/US$

Jakarta, CNBC indonesia - Rupiah melemah 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Kamis kemarin, Tekanan datang dari bank sentral AS (The Fed) yang masih belum akan mengendurkan kenaikan suku bunga, serta isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite.
Sementara pada perdagangan Jumat (19/8/2022), perhatian tertuju pada rilis data transaksi berjalan (current account) Indonesia. Surplus transaksi berjalan bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Ketika transaksi berjalan surplus, maka devisa akan mengalir ke dalam negeri, sehingga stabilitas rupiah bisa terjaga.
Secara teknikal, penguatan tajam rupiah pada pekan lalu membuatnya kembali ke bawah Rp 14.730/US$, yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
![]() Foto: Refinitiv |
Namun, rupiah tertahan di sekitar support kuat Rp 14.660/US$ yang merupakan rerata pergerakan 100 hari (moving average 100/MA100), yang membuatnya melemah cukup tajam di pekan ini Rupiah kini kembali ke atas Fib. Retracement 61,8%.
Rp 14.730/US$ kini menjadi level kunci yang bisa menentukan arah pergerakan rupiah.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian juga berada di wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang berada di wilayah oversold tentunya berisiko memicu pelemahan rupiah.
![]() Foto: Refinitiv |
Namun, jika melihat stochastic pada grafik 1 jam untuk memproyeksikan pergerakan harian, sudah berada di wilayah overbought, rupiah punya peluang menguat.
Resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.860/US$, selama tertahan di bawahnya rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.800/US$. Support selanjutnya jika level tersebut dilewati berada di kisaran Rp 14.780/US$ - Rp 14.770/US$.
Sementara jika Rp 14.860/US$ ditembus, rupiah berisiko melemah Rp 14.880/US$ hingga Rp 14.900/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
