Kena 'Jampi-Jampi' The Fed, Emas 'Mati Suri'
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas nyaris tidak bergerak pada pagi hari ini. Pada perdagangan Jumat (19/8/2022) pukul 06:50 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.758,27 per troy ons. Harga emas menguat sangat tipis 0,004%.
Meskipun menguat, harga emas sudah jatuh sangat dalam dibandingkan pekan lalu yang masih berada di kisaran 1.790 per troy ons.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga emas juga melandai 0,16% ke posisi US$ 1.758,19 per troy ons. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 28 Juli lalu.
Dalam sepekan, harga emas melemah 2,4% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih meningkat 2,8% sementara dalam setahun melemah 1,2%.
Analis TD Securities Daniel Ghali mengatakan semakin terpuruknya emas karena sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed mendukung kebijakan yang sangat hawkish. Pada pekan lalu, emas sebenarnya sempat kembali ke atas US$ 1.800/troy ons, tetapi akibat sikap hawkish The Fed, harganya terus berbalik merosot.
Presiden The fed asal St. Louis James Bullard dan Presiden the Fed San Francisco Fed Mary Daly lebih bersikap hawkish mengatakan kenaikan 75 bps poin sangat terbuka pada September.
Bullard berharap suku bunga acuan bisa di bawa ke kisaran 3,75-4,00% pada akhir tahun ini. The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bps sepanjang tahun ini sehingga kini ada di kisaran 2,25%-2,50%.
"Inflasi masih sangat tinggi. Memang sedikit melandai tapi saya belum senang dengan itu. Saya tidak menghitung (penurunan inflasi Juli). Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," tutur Daly, kepada CNN International
Ghali menjelaskan sebagian pelaku pasar masih berharap the Fed tidak akan memberlakukan kebijakan hawkishnya karena bisa berdampak kepada ekonomi. Kondisi inilah yang membuat masih sempat menguat dan bergerak volatile.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)