Analisis Teknikal

Jelang RDG BI Pekan Depan, IHSG Pepet Psikologis 7.200

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 19/08/2022 07:05 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjutkan pola uptrend dan mendekati level psikologis 7.200. IHSG ditutup menguat cukup tajam 0,74% dan sukses menjadi juara I di kawasan Asia Pasifik kemarin (18/8/2022). Pada akhir perdagangan IHSG parkir di level 7.186,56.

Data perdagangan mencatat, ada 274 saham yang mengalami penguatan, 236 saham melemah dan 187 saham stagnan. Banjir dana asing yang masuk ke pasar saham (inflow) turut menjadi katalis positif untuk IHSG. Asing terpantau membeli bersih saham sebesar Rp 1,21 triliun di pasar reguler.

Di tengah tekanan eksternal yang terus mereda, kini investor kembali fokus pada perkembangan ekonomi domestik. Dalam waktu dekat ada dua agenda penting yang berpotensi menggerakkan harga aset domestik. Pertama adalah rilis neraca transaksi berjalan kuartal II-2022 hari ini dan kedua adalah Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) untuk memutuskan suku bunga acuan minggu depan.


Dari sisi neraca transaksi berjalan, Trading Economics memperkirakan masih akan surplus sebesar US$ 0,1 miliar di kuartal II-2022.

Terkait suku bunga acuan, Trading Economics memperkirakan BI masih akan menahan di 3,5%. Namun bulan lalu, pandangan para ekonom terbelah. Mulai ada beberapa ekonom yang berekspektasi bahwa BI perlu menaikkan suku bunga acuan di tengah kenaikan inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Jelang rilis data neraca transaksi berjalan dan RDG BI, bagaimanakah arah gerak IHSG di hari terakhir perdagangan pekan ini?

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Apabila mengacu pada pergerakan IHSG kemarin, indeks cenderung naik mendekati level psikologis 7.200 dengan batas atas BB terdekat di 7.229.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI mengalami kenaikan ke level 68,74 dan bergerak mendekati area jenuh belinya sejalan dengan penguatan momentum beli dan adanya aliran dana asing (inflow).

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 tetapi membentuk pola menyempit (konvergen).

Untuk perdagangan hari ini IHSG perlu berhasil tembus 7.200 terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi pola uptrend kuat. Namun waspadai posisi RSI IHSG yang sudah hampir menyentuh area jenuh belinya yang dapat memicu terjadinya aksi profit taking.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat