Dolar AS Lagi Nanjak, Rupiah Dkk Ambrol Berjamaah!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Kamis, 18/08/2022 12:40 WIB
Foto: REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terkoreksi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Kamis (18/8/2022), di mana semua mata uang di Asia berjatuhan karena dolar AS sedang menguat di pasar spot.

Mengacu pada data Refinitv, rupiah terkoreksi pada pembukaan perdagangan sebanyak 0,07% di Rp 14.775/US$. Kemudian, rupiah melanjutkan koreksinya hingga 0,47% menjadi Rp 14.835/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Dollar Index yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya, terpantau menguat 0,16% ke posisi 106,74 setelah rilis risalah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).


Risalah yang dirilis pada dini hari tersebut menunjukkan pembuat kebijakan The Fed berkomitmen untuk menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi. Meskipun tidak secara eksplisit mengisyaratkan kecepatan tertentu dari kenaikan suku bunga yang akan datang.

"Para peserta sepakat bahwa hingga saat ini hanya ada sedikit bukti bahwa tekanan inflasi mereda," kata risalah tersebut.

Analis memprediksikan bahwa si greenback berada di jalur penguatan yang solid. Hal tersebut tentunya akan membebani laju mata uang dunia, termasuk Mata Uang Garuda.

"Gambaran yang lebih besar untuk dolar adalah bahwa dolar berada dalam tren naik yang kuat," kata Matt Simpson, analis senior di broker City Index di Brisbane dikutip Reuters.

Mengacu pada alat ukur FedWatch, sebanyak 36% pelaku pasar memprediksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 75 basis poin (bps) pada September dan memprediksikan tingkat suku bunga acuan akan berada di 3,7% pada bulan Maret 2023.

Namun, di lain sisi, penjualan ritel AS terpantau stagnan dan di bawah dari ekspektasi pasar. Konsumsi masyarakat AS berkontribusi sebanyak 70% dari PDB AS, sehingga adanya penurunan konsumsi tentunya akan membebani PDB.

Seperti yang diketahui, PDB AS sudah berkontraksi dua kuartal beruntun dan telah masuk ke zona resesi secara teknis. Hal tersebut kian meningkatkan potensi perlambatan ekonomi AS.

Selain itu, mata uang di Asia kompak berjatuhan di tengah keperkasaan dolar AS di pasar spot. Rupiah menjadi pemimpin pelemahan mata uang di Asia. Disusul oleh rupee India yang terkoreksi 0,37% terhadap dolar AS.

Sementara dolar Hong Kong mengalami pelemahan yang paling sedikit ketimbang mata uang lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS