
IHSG Pepet 7.200, Tapi Waspadai Dampak Wall Street Semalam

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebelum libur nasional memperingati hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,57% di 7.133,45. Ada 191 saham yang mengalami apresiasi. Sementara itu saham yang mengalami koreksi sebanyak 335 dan yang harganya tidak berubah atau stagnan sebanyak 163.
Apresiasi yang dialami IHSG juga tak terlepas dari kembali masuknya aliran modal asing. Data perdagangan mencatat, investor asing beli bersih saham di pasar reguler sebesar Rp 818,33 miliar.
Sentimen yang turut mewarnai pergerakan pasar kemarin lusa adalah RUU APBN 2023 dan pidato kenegaraan yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Di hadapan rapat paripurna DPR RI, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah asumsi makro ekonomi untuk tahun 2023.
Ekonomi Indonesia diharapkan dapat tumbuh 5,3% tahun depan. Sementara inflasi diproyeksikan bakal berada di 3,3% dan nilai tukar rupiah bergerak di Rp 14.750/US$.
Sementara itu dari sisi postur anggaran, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp 2.443,6 triliun sedangkan belanja pemerintah Rp 3.041,7 triliun. Dengan begitu defisit anggaran sebesar Rp 598,2 triliun atau setara dengan 2,85% dari PDB.
Dalam pidatonya tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan adanya tekanan yang masih dihadapi oleh Indonesia baik dari sisi inflasi global maupun perlambatan ekonomi global.
Terkait dengan inflasi, Inggris baru saja merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang naik 10,1% year on year (yoy) di bulan Juli 2022.
Angka inflasi tersebut merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir dan lebih tinggi dari konsensus yang dihimpun Reuters di angka 9,8% dan bulan sebelumnya di 9,4%.
Namun memang tekanan di pasar keuangan tampak mulai mereda. Gejolaknya tidak setinggi sebelumnya sehingga membuat IHSG mampu bertahan di atas level 7.000.
Lantas sampai kapan IHSG bakal tetap berada di atas level 7.000? Setidaknya untuk melihat pergerakan IHSG hari ini, simak ulasan teknikal berikut.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Apabila mengacu pada pergerakan IHSG kemarin lusa, indeks cenderung bergerak membentuk pola konsolidasi di rentang BB 7.005-7.208.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum. Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI mengalami kenaikan ke level 64,94 dan bergerak mendekati area jenuh belinya sejalan dengan penguatan momentum beli dan adanya aliran dana asing (inflow).
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 tetapi membentuk pola menyempit (konvergen). Untuk perdagangan hari ini IHSG berpotensi terkonsolidasi terlebih dahulu di kisaran 7.100-7.200.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?