Indeks Nikkei Rekor Saat IHSG Kemarin Libur
Jakarta, CNBC Indonesia - Nyaris seluruh bursa Asia-Pasifik ditutup menguat pada perdagangan Rabu (17/8/2022), karena reli kuat dari perusahaan real estate China serta indeks utama AS yang sebelumnya ikut ditutup menguat.
Indeks Nikkei ditutup melesat 1,23% ke 29.222,77 dan Straits Times menguat 0,28% ke 3.262,76. Hal serupa terjadi pada Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup terapresiasi 0,46% ke 19.922,45 dan Shanghai Composite China naik 0,45% ke 3.292,53,
Indeks lain yang ikut menguat tajam termasuk Shenzhen (1%), Nitfy 50 India (0,67%) dan bursa Thailand (0,6%). Selanjutnya, ASX 200 Australia juga ditutup menguat 0,31% ke 7.127,7 setelah sempat dibuka terkoreksi.
Sementara itu hari ini hanya terdapat dua bursa utama Asia yang ditutup melemah yaitu KOSPI Korea Selatan yang turun 0,67% dan bursa Malaysia yang terkoreksi tipis 0,04%.
Hari ini Nikkei Jepang berakhir di atas level psikologis utama 29.000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari tujuh bulan, didorong oleh reli indeks utama Wall Street menyusul pendapatan yang kuat oleh pengecer AS.
"Ekuitas AS yang kuat mengangkat sentimen investor," kata Takatoshi Itoshima, ahli strategi di Pictet Asset Management Japan, dilansir Reuters. "Investor menanggapi pendapatan peritel AS yang optimis."
Dow dan S&P 500 telah naik pada hari Selasa karena hasil lebih baik dari perkiraan analis untuk Walmart dan Home Depot. Keduanya juga memberikan pandangan dan panduan yang lebih baik akan kesehatan dan daya beli konsumen. Sementara itu, saham teknologi menurun dan membebani Nasdaq.
Pemilik toko pakaian Uniqlo Fast Retailing menjadi pendorong terbesar untuk Nikkei, naik 2,8%, diikuti oleh pembuat AC Daikin Industries naik 2,02% dan perusahaan telepon naik 1,43%.
Dari bursa lain, hari ini saham properti China juga melonjak setelah Beijing mengatakan kepada China Bond Insurance Co. Ltd. untuk memberikan jaminan penerbitan obligasi dalam negeri oleh "pengembang swasta model", termasuk Longfor Group yang terdaftar di bursa Hong Kong.
Dari India, tingkat inflasi harga grosir tahunan pada Juli 2022 melandai ke 13,93% dari 15,18% pada bulan sebelumnya, jika mengacu pada Kantor Penasihat Ekonomi India. Angka tersebut juga melampaui perkiraan analis Reuters di 14,2%.
Inflasi harga grosir (Whole Price Inflation/WPI) adalah indikator inflasi yang mengukur perubahan harga barang grosir sebelum dijual di pasar eceran kepada konsumen.
Menurut data Kementerian Perdagangan dan Perindustrian India, turunnya inflasi berasal dari turunnya harga bahan pangan grosir dan barang-barang manufaktur yang diimbangi oleh kenaikan harga bahan bakar dan listrik.
"Itu penurunan bulanan terbesar dalam indeks makanan sejak indeks agregat dimulai pada 2012 dan membalikkan sekitar setengah dari kenaikan harga pangan sejak Februari 2022," tutur Analis Capital Economics Adam Hoyes dikutip CNBC International.
"Penurunan hampir seluruhnya turun ke penurunan inflasi grosir dan menunjukkan risiko terbalik dari kekhawatiran tentang hasil panen yang lebuh rendah telah hilang," tambahnya.
Penurunan WPI sejalan dengan inflasi harga konsumen (IHK) yang melandai seperti yang dilaporkan pekan lalu.
Namun, beberapa analis memprediksikan bahwa bank sentral India kemungkinan akan menunggu hingga akhir kuartal terakhir sebelum mengurangi pengetatan pada kebijakan moneternya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd)