Bukan Rusia-Ukraina, 2 Negara Ini Bikin RI Ketiban Sial

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Rabu, 17/08/2022 09:20 WIB
Foto: VIA REUTERS/POOL

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sering keok. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi mata uang Garuda berada di level Rp 14.767 per dolar AS.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengungkapkan, pelemahan Rupiah bukan karena konflik yang terjadi di Ukraina dan Rusia. Melainkan kunjungan parlemen Ketua Parlemen Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.

"Pelemahan rupiah dalam dua hari terakhir ini lebih banyak disebabkan oleh sentimen kunjungan dari Ketua DPR AS Nancy Pelosi," kata Edi saat berbincang dengan CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.


Nancy merupakan tokoh politik pertama setelah 25 tahun yang mengunjungi Taiwan. Kunjungan Nancy ke negara tersebut membuat para pelaku pasar khawatir akan terjadi konflik geopolitik baru yang kemungkinan bisa mengancam sejumlah negara.

"Kunjungan Nancy Pelosi itu diikuti oleh China dengan melakukan uji coba rudal dan latihan perang di sekitar Taiwan, di mana hal ini dianggap sangat provokatif," kata Edi.

Sentimen tersebut, lanjutnya, juga ditambah dengan data ketenagakerjaan terbaru di Paman Sam yang menurun. Bahkan, data tenaga kerja di Amerika Serikat menjadi yang terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Namun, Edi menegaskan secara garis besar aliran modal asing masih masuk ek Indonesia dalam dua minggu terakhir baik itu di pasar saham maupun pasar surat utang. Situasi ini tentu ikut membantu meminimalisir pelemahan rupiah.

"Kalau kita lihat data investor asing selama hampir dua minggu terakhir ini, masih menunjukkan capital inflow baik di pasar saham maupun di pasar bond," jelasnya.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Rp16.800-an per Dolar AS