Rupiah 2 Hari Terpuruk, Gara-Gara Isu Kenaikan Pertalite?
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berbalik arah. Pada pekan lalu mampu mencatat penguatan lebih dari 1,5% melawan dolar Amerika Serikat (AS), tetapi berbalik terpuruk sejak Senin kemarin.
Pada perdagangan Selasa (16/8/2022), rupiah sempat melemah hingga 0,27% sebelum dipangkas dan berada di Rp 14.755/US$, atau melemah 0,1% pada pukul 12:40 WIB. Sementara kemarin, Mata Uang Garuda merosot 0,51%.
Terpuruknya rupiah berbarengan dengan semakin kuatnya isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertalite.
Jika harga Pertalite dinaikkan, maka inflasi di Indonesia kemungkinan akan melesat.
Badan Pusat Statistik (BPS) di awal bulan ini mengumumkan data inflasi Indonesia periode Juli 2022 yang tumbuh 0,64% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).Lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61%.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi terakselerasi. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35% sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.
Inflasi inti juga tercatat naik menjadi 2,68% (yoy) lebih tinggi dari sebelumnya 2,63% (yoy).
Saat inflasi semakin meninggi, maka nilai tukar mata uang semakin tergerus. Rupiah pun tertekan.
Pada tahun 2014 lalu misalnya, saat harga BBM dinaikkan pada bulan November rupiah terus mengalami pelemahan. Pemerintah saat itu menaikkan harga BBM sebesar 30% yang memicu kenaikan inflasi sebesar 8,36% (yoy).
Di akhir Oktober 2014, rupiah berada di kisaran Rp 12.080/US$ kemudian terus melemah hingga menyentuh Rp 12.930/US$ pada pertengahan Agustus. Pelemahannya tercatat lebih dari 7% dalam satu setengah bulan.
Hal yang sama juga terjadi setahun sebelumnya. Pemerintah menaikkan harga BBM di bulan Juni 2013 yang memicu kenaikan inflasi hingga 8,38% (yoy). Rupiah pun terus mengalami pelemahan hingga menembus ke atas Rp 10.000/US$. Pelemahan rupiah diperparah dengan isu tapering oleh bank sentral AS (The Fed).
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Sinyal Kenaikan Pertalite Makin Kuat
(pap/pap)