Lo Kheng Hong Borong DILD, Karena Murah Atau Banyak Proyek?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Selasa, 16/08/2022 12:25 WIB
Foto: Infografis/ Lo Kheng Hong/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan Lo Kheng Hong baru-baru ini memborong saham emiten properti PT Intiland Development (DILD) Tbk. Hal tersebut terkonfirmasi setelah namanya muncul dalam daftar pemegang saham perusahaan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

KSEI wajib mengungkapkan nama pemegang saham dengan kepemilikan 5%, dan nama LHK muncul pertama kalinya di saham DILD dalam transaksi tanggal 12 Agustus dengan kepemilikan 651,42 juta (6,28%) saham perusahaan.

Secara bersamaan, pada hari yang sama salah satu pemegang saham pengendali DILD yang merupakan nominee CGS-CIMB Sekuritas juga melepas sebagian kepemilikan sebanyak 130 juta saham.


Dihubungi CNBC Indonesia, Lo Kheng Hong yang juga memiliki inisial LKH ini mengkonfirmasi kepemilikan saham di Intiland. Namun masih belum diketahui pasti alasan pembelian tersebut.

LHK yang sering disebut sebagai Warren Buffet-nya Indonesia memang dikenal memiliki pandangan untuk mengakuisisi sama-saham dengan 'value' tinggi. Artinya, saham yang dipesan adalah yang valuasinya relatif lebih rendah dari yang dihargai pasar, berdasarkan kinerja dan metrik-metrik utama lainnya.

DILD sendiri hingga kuartal pertama tahun ini masih membukukan rugi bersih Rp 72,70 miliar, berbalik dari untung Rp 3,25 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sepanjang tahun Intiland memang mampu membukukan laba bersih Rp 12,19 miliar. Namun capaian tersebut turun 84% dari tahun 2020 sebesar Rp 76,77 miliar, yang mana angka ini juga merosot tajam dari sebelum tahun pandemi di mana perusahaan secara konstan mencatatkan laba tahun berjalan di atas Rp 200 miliar.

Saham DILD sendiri saat ini diperdagangkan jauh di bawah nilai bukunya. Ekuitas perusahaan tercatat dua kali lebih besar dari kapitalisasi pasar DILD di bursa. Saat ini saham DILD diperdagangkan 0,41 kali nilai bukunya. PBV yang kecil merupakan salah satu dari sekian banyak indikasi bahwa saham memiliki valuasi yang murah.

Masuknya LHK ke DILD tampaknya menjadi bagian penting untuk restorasi kepercayaan investor pada emiten yang membukukan kinerja mengecewakan selama pandemi.

Manajemen perusahaan sebelumnya telah berupaya keras untuk memperbaiki kinerja perusahaan dengan memanfaatkan aset dan sumber daya yang tersedia.

Dalam paparan publik yang dilaksanakan DILD 20 Juli lalu, perusahaan mengungkapkan akan memaksimalkan nilai portofolio aset yang dimiliki saat ini melalui pertumbuhan organik dengan fokus pengembangan di Surabaya dan Jakarta.

Perusahaan juga menyebut akan melakukan akuisisi dan kerja sama strategis, selain mengencangkan modal dan investasi untuk menjaga kelangsungan pertumbuhan dan laba.

DILD menyebut perusahaan memiliki diversifikasi proyek dengan pendapatan pengembangan diperoleh dari mixed use & high rise, kawasan perumahan serta kawasan industri. Selain itu perusahaan juga mendapatkan pendapatan berulang dari properti investasi termasuk atas kepemilikan Intiland Tower di Jakarta dan Surabaya.

Dalam paparan tersebut, diketahui DILD memiliki dua proyek dalam konstruksi dan enam proyek dalam perencanaan. Perusahaan juga menyebut masih memiliki land bank yang cukup untuk pengembangan sampai 20 tahun mendatang seluas 2.253 hektar.

Meski memiliki sejumlah proyek dengan lahan yang tersedia cukup banyak, perusahaan masih belum mampu secara nyata menyulap keuntungan tersebut dalam bentuk kinerja keuangan positif, setidaknya hingga kuartal pertama tahun 2022. Hal ini tentu dapat saja berubah selama kuartal-kuartal selanjutnya.

Pada perdagangan sesi pertama Selasa (16/8) di pasar modal, saham DILD menguat 2% ke Rp 204/saham. Dalam sepekan saham ini telah menguat 38%, sedangkan dalam tiga bulan terakhir naik hingga 46%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat