
Jelang Rilis Necara Dagang RI, IHSG Sesi I Berakhir Merah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada penutupan perdagangan sesi I Senin (15/8/2022) di tengah penantian investor terkait rilis data neraca dagang Indonesia Juli 2022.
IHSG dibuka menguat tipis 0,07% di posisi 7.134,58 dan ditutup di zona merah dengan koreksi 0,2% atau 14,48 poin ke 7.114,8 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 6,41 triliun dengan melibatkan lebih dari 18 miliar saham.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak pagi IHSG sudah berada di zona hijau. Selang 10 menit perdagangan indeks terpantau menguat 0,1% di 7.136,58. Pukul 09:20 WIB IHSG terpantau berbalik ke zona merah, Namun, Menjelang pukul 10:00 WIB IHSG terpantau menguat tipis 0,06% di posisi 7.133,73.
Pergerakan IHSG sempat volatil dan bingung menentukan arahnya. Pukul 10:30 WIB IHSG kembali ditarik ke zona merah dan konsisten terkoreksi hingga penutupan perdagangan sesi I.
Level tertinggi berada di 7.156,92 sesaat setelah perdagangan dibuka sementara level terendah berada di 7.105,14 sekitar pukul 09:30 WIB. Mayoritas saham siang ini menguat yakni sebanyak 247 unit, sedangkan 241 unit lainnya melemah, dan 202 sisanya stagnan.
Penguatan IHSG tak terlepas dari kinerja Wall Street yang sukses melesat signifikan akhir pekan lalu. Tiga indeks saham Bursa New York kompak menguat pekan lalu. Penguatan harga saham-saham Wall Street dipicu oleh harapan inflasi yang akan mengalami penurunan.
Hal tersebut tercermin dari angka ekspektasi inflasi 1 tahun ke depan yang mengalami penurunan dan Indeks Harga Produsen (IHP) yang terkontraksi 0,5% secara bulanan pada Juli 2022.
Sebagai informasi, penurunan tersebut merupakan kontraksi bulanan pertama sejak pandemi Covid-19 merebak di AS.
Untuk hari ini, investor fokus menanti rilis data neraca dagang Indonesia bulan Juli 2022. Konsensus Trading Economics memperkirakan neraca dagang RI masih bisa surplus US$ 3,93 miliar pada Juli 2022.
Di sisi lain, ada juga analis yang memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan mengecil pada Juli 2022 karena mulai melandainya harga minyak sawit mentah (CPO).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juli sebesar US$3,81 miliar. Turun signifikan ketimbang bulan sebelumnya yang mencapai US$5,09 miliar.
Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan tumbuh 29,21% (year on year/yoy) sementara impor meningkat 31,02%.
Sebagai catatan, pada Juni lalu, nilai ekspor Indonesia mencapai US$26,09 miliar atau melesat 40,68% (yoy) dan naik 21,30% dibandingkan bulan sebelumnya. Impor mencapai US$21 miliar, naik 21,98% (yoy) dan menguat 12,87% dibandingkan bulan sebelumnya.
Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir Juli tercatat US$132,2 miliar, turun dibandingkan Juni 2022 yang tercatat sebesar US$136,4 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000