
Pemegang Saham Berikan Restu Ini Kepada Garuda Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mendapat restu dari para pemegang saham terkait perpanjangan pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan kepastian jumlah modal dan jumlah saham baru hasil pelaksanaan konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang telah diterbitkan pada tahun 2021.
Pemegang saham juga merestui perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan, termasuk menentukan waktu, cara dan jumlah peningkatan modal.
"Persetujuan perpanjangan penjaminan pemberian jaminan aset perseroan dengan nilai lebih dari 50% persen kekayaan bersih perseroan dan persetujuan pengalihan kekayaan perseroan, yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih perseroan," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra di Ritz Carlton Pasific Place belum lama ini.
Irfan mengungkapkan, persetujuan pemegang saham tersebut dilakukan dalam rangka penguatan misi restrukturisasi yang telah berjalan sebelumnya. Sehingga, perseroan dapat memastikan aksesibilitas layanan penerbangan bagi masyarakat.
"Kami percaya, transformasi merupakan sebuah keniscayaan yang akan terus kami akselerasi secara berkesinambungan di tengah tantangan fundamental kondisi pandemi, yang menuntut sikap adaptif dan resilient dalam mengawal dinamika tantangan industri penerbangan yang masih dibayangi turbulensi, juga dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perseroan," tuturnya.
Selain itu, Irfan optimis, kinerja perseroan ke depan dapat tumbuh positif melalui berbagai langkah strategis yang dilakukan. Sebab, dalam beberapa waktu terakhir Garuda Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan kinerja yang positif.
Capaian positif tersebut salah satunya melalui optimalisasi cost structure dan restrukturisasi kinerja, di mana selama 3 bulan terakhir, perseroan berhasil mencatatkan kinerja positif dari aspek pendapatan usaha.
"Secara bertahap Garuda Indonesia juga melakukan penambahan frekuensi penerbangan khususnya pada rute-rute penerbangan dengan kinerja positif," tuturnya.
Hingga periode Agustus 2022 ini, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan frekuensi sebesar 32 persen dibandingkan periode Juni 2022 dimana per minggunya perseroan mencatatkan rata-rata frekuensi penerbangan sebesar 850 penerbangan.
Selain itu, pada kuartal I tahun ini Garuda Indonesia secara grup mencatatkan penurunan realisasi rugi hingga USD 224,14 juta, menyusut 42 persen dibandingkan dengan kuartal I tahun 2021 sebesar USD 385,36 juta.
Capaian tersebut berhasil diraih dengan adanya penurunan beban usaha Perusahaan di awal tahun 2022 ini yang tercatat USD 526,34juta pada kuartal pertama di awal tahun ini, di mana pembukuan beban usaha tersebut lebih rendah 25 persen dari catatan beban usaha tahun lalu sebesar USD 702,17juta.
Adapun penurunan beban usaha tersebut terimplementasikan pada sejumlah lini beban seperti biaya operasional penerbangan, pemeliharaan-perbaikan, umum-administrasi, beban bandara, pelayanan penumpang, operasional hotel, transportasi dan jaringan.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Garuda Dapat Restu Restrukturisasi KIK-EBA Mandiri GIAA 01
