Cek, Hasil lengkap RUPS & RUPSLB Garuda Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) baru saja melaksanakan rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan tahun buku 2021 dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Ada sejumlah keputusan penting yang diambil dalam rapat tersebut, termasuk pergantian direksi.
Para pemegang saham GIAA telah menyetujui adanya perubahan susunan pengurus perseroan, dengan menunjuk Salman El Farisy sebagai Direktur Human Capital yang baru dan memberhentikan secara dengan hormat Aryaperwira Adileksana selaku Direktur Human Capital periode (2020-2022).
Dengan demikian susunan Direksi Garuda Indonesia saat ini adalah sebagai berikut:
Direktur Utama: Irfan Setiaputra
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Prasetio
Direktur Niaga dan Layanan: Ade R. Susardi
Direktur Operasi: Tumpal Manumpak Hutapea
Direktur Teknik: Rahmat Hanafi
Direktur Human Capital: H. Salman El Farisy
RUPS tahunan ini juga menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2021. Selain itu, disetujui juga Pengukuhan Pemberlakukan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia terkait tata kelola perseroan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengucapkan terima kasih kepada Aryaperwira Adileksana atas kontribusi terhadap perseroan, khususnya dalam misi transformasi dan restrukturisasi.
"Kami tentunya berupaya memastikan pencapaian yang telah diraih perseroan hingga sampai di titik ini akan terus kami lanjutkan dan maksimalkan," katanya, mengutip keterangan resmi perseroan, Sabtu (13/8/2022).
"Dengan susunan manajemen Garuda Indonesia saat ini, kami akan berupaya sebaik mungkin untuk membawa Garuda Indonesia sebagai entitas bisnis yang sehat melalui implementasi berbagai aksi strategis yang telah didiskusikan secara intensif sebelumnya bersama seluruh stakeholder," imbuhnya.
Sementara itu, dalam RUPSLB, ada persetujuan tentang perpanjangan pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan kepastian jumlah modal dan jumlah saham baru hasil pelaksanaan konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) yang telah diterbitkan pada 2021. Dewan komisari juga dapat melakukan segala tindakan yang diperlukan, termasuk menentukan waktu, cara dan jumlah peningkatan modal Perseroan;
Ada juga perpanjangan persetujuan perpanjangan penjaminan pemberian jaminan aset perseroan dengan nilai lebih dari 50% kekayaan bersih perseroan. Terakhir, persetujuan pengalihan kekayaan perseroan, yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih perseroan
"Persetujuan pemegang saham atas langkah langkah penguatan misi restrukturisasi tersebut tentunya menjadi basis penting bagi kami dalam menjalankan tindak lanjut dari proses restrukturisasi yang telah berjalan, sehingga Garuda Indonesia dapat mewujudkan komitmennya dalam memastikan aksesibilitas layanan penerbangan bagi masyarakat tersedia secara optimal dengan menghadirkan berbagai improvement plan yang diterapkan pada seluruh lini layanan dan operasional," kata Irfan.
Dia mengatakan GIAA telah berada di jalur yang positif dalam beberapa waktu terakhir. Capaian tersebut diraih salah satunya melalui optimalisasi cost structure dan restrukturisasi kinerja, di mana selama 3 bulan terakhir, perseroan berhasil mencatatkan kinerja positif dari aspek pendapatan usaha.
Secara bertahap Garuda Indonesia juga melakukan penambahan frekuensi penerbangan khususnya pada rute-rute penerbangan dengan kinerja positif.
Hingga periode Agustus 2022 ini, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan frekuensi sebesar 32% dibandingkan periode Juni 2022.
Adapun, pada kuartal I/2022 Garuda Indonesia secara grup mencatatkan penurunan realisasi rugi hingga US$ 224,14 juta, menyusut 42% dibandingkan dengan kuartal I tahun 2021 sebesar US$ 385,36 juta. Capaian tersebut berhasil diraih dengan adanya penurunan beban usaha perusahaan di awal 2022 yang tercatat US$ 526,34 juta pada kuartal pertama atau turun 25% dari catatan beban usaha tahun lalu sebesar US$ 702,17 juta.
Penurunan beban usaha tersebut terimplementasikan pada sejumlah lini beban seperti biaya operasional penerbangan, pemeliharaan-perbaikan, umum-administrasi, beban bandara, pelayanan penumpang, operasional hotel, transportasi, dan jaringan.
(luc/luc)