Investor Tarik Cuan Dulu, IHSG Sesi I Berakhir Melemah 0,36%

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
12 August 2022 12:07
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (12/8/2022) mengekor bursa saham Amerika Serikat (AS) yang juga 'galau' pada perdagangan Kamis kemarin.

IHSG dibuka melemah tipis 0,05% di posisi 7.156,56 dan ditutup di zona merah dengan koreksi 0,36% atau 25,98 poin ke 7.134,4 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat turun ke Rp 6,92 triliun dengan melibatkan lebih dari 20 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak pagi IHSG sudah berada di zona merah. Selang 8 menit perdagangan indeks terkoreksi 0,38% ke 7.132,28. Seiring dengan berjalannya perdagangan IHSG terpantau konsisten berada di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi I.

Level tertinggi berada di 7.162,77 sesaat setelah perdagangan dibuka sementara level terendah berada di 7.125,34 sekitar pukul 09:10 WIB. Mayoritas saham siang ini menguat yakni sebanyak 259 unit, sedangkan 214 unit lainnya melemah, dan 202 sisanya stagnan.

Kinerja IHSG di bulan Agustus patut diacungi jempol. Dari 9 hari perdagangan efektif (hingga per kemarin), IHSG selalu finish di zona hijau dan hanya sekali mengalami pelemahan, dan koreksinya pun cenderung tipis.

Penguatan yang terus menerus terjadi juga membuka peluang adanya aksi profit taking yang bisa membuat IHSG balik arah.

IHSG melemah bersama dengan mayoritas indeks saham acuan Asia yang cenderung mengekor bursa saham Wall Street cenderung ditutup terkoreksi pada perdagangan Kamis (11/8/2022), meskipun investor disuguhkan dengan rilis data inflasi yang melandai.

Lesunya bursa Wall Street tentunya menjadi sentimen bagi bursa saham Tanah Air, selain faktor profit taking setelah IHSG sudah terus-terusan menguat. 

Investor disuguhkan dengan kabar baik lagi dari rilis data inflasi dari sisi produsen (Indeks Harga Produsen/IHP) di Juli 2022, yang menunjukkan penurunan secara bulanan sebanyak 0,5% dan melampaui ekspektasi analis Dow Jones di 0,2%. IHP tersebut tidak termasuk harga makanan dan energi.

Sebelumnya, inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada bulan lalu juga telah dirilis. Hasilnya, melandai ke 8,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 9,1% dan berada di bawah prediksi analis Dow Jones di 8,7%.

Bursa saham Wall Street sempat reli pada Rabu lalu, tapi kemudian relinya terhenti pada Kamis kemarin. Sepertinya, investor belum ingin mempertahankannya dalam waktu yang lebih lama dan mereka lebih memilih untuk melepas dengan cepat. Dalam artian, investor cenderung berinvestasi dalam jangka pendek.

Hal ini karena mereka masih khawatir bahwa meski data inflasi sudah mulai melandai, tetapi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berpotensi masih akan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif, agar mampu mendorong inflasi untuk melandai jauh ke target 2%.

Hari ini, masih ada data ekonomi di Negeri Paman Sam yang perlu dicermati oleh investor, di antaranya rilis indeks sentimen konsumen AS per Agustus oleh University of Michigan (UoM).

Indeks sentimen konsumen merupakan salah satu indikator kunci yang menggambarkan rata-rata tingkat kepercayaan konsumen AS terhadap situasi ekonomi secara jangka pendek dan jangka panjang.

Pada Juli 2022, indeks sentimen konsumen AS berada di 51,5 yang naik dari bulan sebelumnya di 50. Kenaikan tersebut didorong oleh membaiknya sentimen global dan ikut memberikan bantuan pada permintaan untuk barang tahan lama.

Konsensus analis Trading Economics memprediksikan indeks sentimen konsumen AS di Agustus akan berada di 52,5.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular