Citibank Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2%
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Ekonom Citibank Indonesia Helmi Arman Mukhlis memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 5,2% lebih rendah dari prediksi pemerintah sebesar 5,3%. Helmi menyebutkan pemulihan aktivitas sektor swasta cukup baik, baik dalam bentuk konsumsi maupun investasi.
"Ekonomi masih pulih dengan baik, walaupun pemerintah secara perlahan menarik stimulus secara besar-besaran yang diberikan pada masa awal pandemi," jelas Helmi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Apalagi menurut Helmi, hampir semua sub-sektor sudah kembali ke level sebelum masa Covid-19, kecuali manufaktur, terutama semen yang berada 20% dari masa sebelum pandemi.
"Di semester I 2022 ini, investasi belum terlalu bergerak. Ke depan, investasi juga akan ikut bergerak naik karena menyusul konsumsi," jelas Helmi.
Helmi juga menjelaskan ekonomi ke depan secara jangka pendek, yang pertama menurutnya adalah mempertahankan pemulihan pertumbuhan ekonomi di tengah kenaikan inflasi. Namun Helmi menyebutkan, tidak lama lagi inflasi akan bergerak turun.
"Ke depan masih ada ketidakpastian namun sudah terlihat ujungnya di mana, tidak seperti bulan-bulan yang lalu," pungkas Helmi.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2022. Hasilnya sesuai ekspektasi, ekonomi Tanah Air tumbuh tinggi.
Pada kuartal II-2022, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 3,72% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Jadi meski pada kuartal I-2022 terjadi kontraksi (pertumbuhan negatif) 0,96%, tetapi tidak berlanjut pada kuartal II-2022. Tidak ada kontraksi dua kuartal beruntun, tidak ada resesi teknikal.
Sementara dibandingkan kuartal II-2022 (year-on-year/yoy), ekonomi Ibu Pertiwi tumbuh 5,44%. Lebih baik ketimbang pencapaian kuartal I-2022 yang tumbuh 5,01%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ciamik ini sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 adalah 3,5% qtq dan 5,17% yoy. Sementara konsensus versi Reuters menghasilkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi 3,44% qtq dan 5,17% yoy.
"Kondisi ekonomi global dihadapkan kepada sejumlah tantangan. Tekanan inflasi di beberapa negara sudah cukup tinggi. Uni Eropa 9,6%, Amerika 9,1%, Inggris 8,2%, Korea 6,1%. IMF juga melakukan revisi pertumbuhan ekonomi, turun ke bawah. Untuk 2022, semula adalah 3,6% menjadi 3,2%," papar Margo Yuwono, Kepala BPS, dalam jumpa pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Dengan kenaikan harga komoditas, lanjut Margo, Indonesia mendapatkan keuntungan dan neraca perdagangan membukukan surplus US$ 15,55 miliar. Naik 148,01% yoy.
(vap/vap)