
Sudah Ngegas, Waspada IHSG Masih Ada Risiko Profit Taking

Jakarta, CNBC Indonesia - Capaian kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang bulan Agustus 2022 terbilang memuaskan.
IHSG melesat 1,05% dan ditutup di 7.160,39 pada perdagangan kemarin (11/8/2022). IHSG kembali menyentuh posisi tertingginya dalam dua bulan terakhir.
Penguatan IHSG yang signifikan kemarin ditopang oleh dua faktor. Pertama adalah kinerja saham Wall Street yang melesat signifikan seiring dengan laju inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi serta aliran dana asing yang masuk ke pasar saham (inflows).
Data perdagangan mencatat, investor asing membeli bersih (net buy) saham-saham RI di pasar reguler senilai Rp 587 miliar.
Ada 323 saham yang menguat, 193 saham melemah dan 177 saham stagnan saat IHSG menguat signifikan kemarin.
Setelah mengalami apresiasi yang tinggi, apakah IHSG masih mampu untuk melanjutkan reli hari ini?
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Apabila mengacu pada pergerakan IHSG kemarin, indeks tampak bergerak mendekati level psikologis 7.200 dengan batas atas BB terdekat di 7.221.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI IHSG kemarin naik ke 71,04 yang menunjukkan adanya penguatan momentum beli sejalan dengan adanya inflow dari asing dan sudah berada di area jenuh beli.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 dan bar histogram masih menguat di zona positif.
Untuk perdagangan hari ini, patut diwaspadai posisi IHSG yang sudah menyentuh area jenuh belinya. Adanya risiko profit taking meningkat, apalagi mengingat hari ini menjadi perdagangan terakhir dalam sepekan.
Ada kemungkinan IHSG akan sempat menguat di awal, tetapi kemungkinan tidak akan bertahan lama. Setidaknya apabila terkoreksi, IHSG perlu menguji level psikologis 7.100 terlebih dahulu sebagai support terdekat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000