Rupiah Kian Perkasa, Dolar AS Tumbang

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
11 August 2022 15:39
Indonesian rupiah banknotes are counted at a money changers in Jakarta, Indonesia April 25, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses melibas dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (11/8/2022). Kombinasi dari rilis inflasi AS yang melandai dan terkoreksinya dolar AS, membuka kesempatan rupiah untuk terapresiasi.

Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung melesat 0,4% ke Rp 14.810/US$. Penguatan rupiah kembali berlanjut hingga di akhir perdagangan sebanyak 0,71% ke Rp 14.765/US$. Kini, Mata Uang Garuda diperdagangkan di level Rp 14.700/US$.

Kinerja ciamik Mata Uang Garuda tersebut ditopang oleh terkoreksinya dolar AS di pasar spot. Indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya, terpantau kian melemah 0,22% ke posisi 104,97 pada pukul 15:00 WIB.

Kini dolar AS berada di level 104 turun dari awal pekan ini di level 106.

Pada Rabu (10/8), data inflasi AS di Juli 2022 bergerak melandai ke 8,5% secara tahunan dari 9,1% yoy karena harga bahan bakar menurun tajam. Secara bulanan, inflasi stagnan atau tidak berubah.

Angka inflasi tersebut berada di bawah proyeksi analis Dow Jones di 8,7% yoy dan 0,2% mtm.

Kabar baik dari Negeri Paman Sam tersebut, membuat sentimen investor global kian membaik. Bahkan, analis memprediksikan bahwa melambatnya inflasi telah membuka pintu bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi 50 basis poin (bps) dari 75 bps pada pertemuan selanjutnya, jika mengacu pada alat ukur FedWatch,

Sebanyak 57,5% analis memproyeksikan adanya kenaikan suku bunga acuan sebanyak 50 bps, sementara sisanya memprediksikan kenaikan 75 bps.

Namun, Kepala Ekonom Capital Management Karim Basta menilai bahwa The Fed masih membutuhkan banyak bukti bahwa inflasi benar-benar turun. Inflasi AS per Agustus dijadwalkan akan dirilis pada 13 September atau seminggu sebelum pertemuan Fed di 21-22 September 2022, sehingga para pelaku pasar perlu mencermati rilis data tersebut.

Di Asia, rupiah kembali menduduki juara pertama dengan kinerja terbaik, di mana mayoritas mata uang di Asia juga menguat terhadap dolar AS. Juara kedua, ditempati baht Thailand yang terapresiasi 0,51% terhadap dolar AS.

Sementara itu, rupee India terkoreksi paling tajam sebanyak 0,46% terhadap mata uang Paman Sam tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi Jaya-jayanya, Rupiah Bisa ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular