Analisis Teknikal
Profit Taking Belum Usai, IHSG Bisa Lanjut Merah Lagi Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menguat 7 hari tanpa henti, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berakhir di zona merah kemarin (10/8/2022).
IHSG turun 0,23% dan ditutup di 7.086,24 kemarin. Dari awal perdagangan dibuka, IHSG sudah bergerak di zona koreksi.
Mayoritas saham (317 saham) mengalami pelemahan. Hanya 193 saham menguat, sisanya 171 saham stagnan.
Pelemahan IHSG juga dibarengi dengan adanya outflow dari pasar saham. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 42,7 miliar di pasar reguler yang mengindikasikan adanya profit taking.
Meskipun nilai outflows terbilang tipis, tetapi mayoritas indeks saham Asia juga melemah. Hanya indeks Straits Times Singapura dan PSEi Filipina yang berhasil terhindar dari tekanan koreksi dengan apresiasi 0,35% dan 0,04%.
Namun di tengah adanya risiko profit taking, kabar baik datang dari AS. Inflasi AS di bulan Juli tercatat naik 8,5% year on year (yoy).
Angka aktual inflasi tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya di 9,1% yoy dan estimasi konsensus 8,7% yoy.
Setelah terkoreksi tipis kemarin, bagaimana prospek pergerakan IHSG hari ini?
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Apabila mengacu pada pergerakan IHSG akhir perdagangan kemarin, IHSG tampak membentuk pola candlestick hanging man yang bisa mengindikasikan terjadinya pola reversal dari uptrend-nya sejak pertengahan Juli dengan batas BB di rentang 6.916 - 7.199.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI IHSG kemarin ditutup turun ke 66,15 yang menunjukkan adanya penguatan momentum jual, sejalan dengan adanya outflow dari asing.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tetap berada di atas garis EMA 26 dan bar histogram masih menguat di zona positif.
Melihat indikator berupa pola candlestick dan RSI, waspadai tekanan terhadap IHSG masih ada. Indeks berpotensi menguji level resisten terdekat di 7.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
(trp/vap)