Mendekati Rilis Inflasi AS, Dolar AS dan Rupiah Lesu!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Rabu, 10/08/2022 11:20 WIB
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terkoreksi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Rabu (10/8/2022). Padahal, rupiah sempat menguat selama tiga hari beruntun dan dolar AS sedang melemah di pasar spot. Apa penyebabnya?

Mengacu pada data Refinitv, rupiah terkoreksi pada pembukaan perdagangan sebanyak 0,07% di Rp 14.860/US$. Sayangnya, rupiah terkoreksi lebih tajam sebanyak 0,15% menjadi Rp 14.873/US$ pada pukul 11:00 WIB.


Indeks dolar AS yang mengukur kinerja si greenback terhadap enam mata uang dunia lainnya, terpantau terkoreksi 0,09% ke posisi 106,27 pada pukul 11:00 WIB. Investor masih menunggu rilis data inflasi AS per Juli 2022 yang dijadwalkan akan dirilis malam hari ini waktu Indonesia.

Para ahli memprediksikan bahwa penurunan pada harga komoditas secara luas dapat menurunkan angka inflasi dan mengembalikan risk appetite investor untuk aset berisiko, tapi berpeluang menekan laju dolar AS selanjutnya.

"Hal tersebut juga akan membuat kecenderungan pasar baru-baru ini untuk membeli aset berisiko dan akan menjadi katalis negatif berbasis luas untuk dolar AS," tutur Ahli Strategi Deutsche Bank Alan Ruskin dikutip Reuters.

Namun, Ahli Strategi Suku Bunga NatWest Markets Jan Nevruzi mengatakan sebaliknya, bahwa penurunan tajam satu kali pada inflasi tidak terlalu berarti bagi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) karena setidaknya The Fed perlu melihat beberapa bulan yang konsisten bahwa inflasi turun.

Konsensus yang dihimpun Trading Economics dan Reuters memprediksikan angka inflasi AS Juli 2022 akan berada di 8,7% secara year-on-year (yoy). Turun jika dibandingkan dengan angka inflasi di bulan sebelumnya di 9,1% yoy. Secara bulanan, inflasi juga diprediksi turun ke 0,2% dari 1,3% di bulan sebelumnya. Namun, inflasi inti akan naik ke 6,1% dari 5,9%.

Rilis inflasi menjadi semacam momen of truth apakah tugas The Fed untuk meredam inflasi membuahkan hasil dan akan memperlambat kenaikan suku bunga acuan di pertemuan selanjutnya atau sebaliknya.

Di Asia, mayoritas mata uang menguat terhadap dolar AS, di mana yen Jepang menjadi pemimpin penguatan mata uang.

Sementara hanya tiga mata uang yang terkoreksi terhadap si greenback. Rupiah menjadi mata uang berkinerja terburuk hari ini karena melemah 0,15% terhadap dolar AS. Yuan China dan ringgit Malaysia terkoreksi yang masing-masing sebesar 0,06% dan 0,04% terhadap dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Cerah Hingga Tekanan Dolar & Tarif Masih Jadi Risiko