Minyak Kenapa Sih? Kok Harganya Nggak Naik-naik?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 August 2022 07:24
Suasana antrian pengemudi motor untuk mengisi BBM di SPBU Pertamina Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu, (30/3/2022). (CNBC Indoneia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi SPBU (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak turun pada perdagangan pagi hari ini. Sepertinya si emas hitam masih sulit berpisah dari tren negatif.

Pada Rabu (10/8/2022) pukul 06:23 WIB, harga minyak jenis brent tercatat US$ 96,39/barel. Turun 0,27% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 90,7/barel. Turun tipis 0,06%.

Harga minyak masih berada di jalur penurunan. Dalam sepekan terakhir, harga brent dan light sweet terkoreksi masing-masing 4,16% dan 3,93%. Selama sebulan ke belakang, harga turun 7,03% dan 10,37%.

Ekspektasi terhadap tingginya pasokan jadi beban buat harga minyak. Dari Amerika Serikat (AS), American Petroleum Association (API) mencatat stok minyak Negeri Paman Sam pada pekan yang berakhir 5 Agustus naik 2,2 juta barel. Jauh lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan proyeksi kenaikan 400.000.

AS adalah negara produsen minyak terbesar di Planet Bumi. Jadi apa yang terjadi di sana tentu akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan harga. Ketika pasokan dari AS meningkat, maka harga akan tertekan.

Kemudian, ada titik terang soal rencana untuk kembali menghidupkan kesepakatan nuklir antara Iran dengan negara-negara Barat. Uni Eropa dikabarkan sudah memberikan naskah final, tinggal menunggu persetujuan AS dan Iran.

"(Persetujuan) diperkirakan terjadi dalam beberapa pekan ke depan," ungkap seorang pejabat seniorUni Eropa kepada Reuters.

Sejak perjanjian nuklir tidak lagi efektif kala AS dipimpin oleh Presiden Donald Trump, Iran kembali dijatuhi berbagai sanksi. Salah satunya larangan ekspor minyak. Padahal Iran adalah anggota Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) dengan kemampuan ekspor setidaknya 1 juta barel.hari.

Dengan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir, maka hubungan Teheran dengan negara-negara Barat akan pulih. Berbagai sanksi akan dicabut, tentu termasuk larangan ekspor minyak.

Dengan begitu, minyak dari Iran bisa kembali masuk ke pasar global. Ekspektasi akan tambahan pasokan ini membuat harga turun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular