Sarang Money Laundry, Tornado Cash Disanksi Kemenkeu AS

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
09 August 2022 16:55
Representations of cryptocurrency Dogecoin are seen in this illustration taken June 16, 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/DADO RUVIC

Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) atau Departement of The Treasury resmi memberikan sanksi kepada perusahaan mixer crypto, yakni Tornado Cash.

Mereka juga melarang semua warga AS berinteraksi dengannya dan mengharuskan aset AS milik Tornado Cash dilaporkan ke Kantor Pengawasan Aset Asing.

Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa Tornado Cash teridentifikasi bermasalah oleh Departemen Keuangan, di mana Tornado Cash dilaporkan telah melakukan pencucian mata uang virtual senilai lebih dari US$ 7 miliar atau sekitar Rp 104,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/US$) sejak dibuat pada 2019.

Lazarus Group, kelompok hacker terkenal yang didukung oleh pemerintah Korea Utara telah melakukan banyak pelanggaran data, baik secara politik dan terkadang bermotivasi finansial.

Lazarus dikabarkan telah melakukan praktik pencucian uang setidaknya hingga US$ 455 juta (Rp 6,78 triliun) melalui koin digital (token) buatan Tornado Cash yang juga namanya sama yakni Tornado Cash (TORN).

Setelah diberikannya sanksi dari Departemen Keuangan AS kepada Tornado Cash, token besutannya pun langsung ambles. Pada perdagangan Senin malam sekitar pukul 21:25 WIB, token TORN masih diperdagangkan di harga US$ 31,45 per keping.

Tetapi pada perdagangan Selasa dini hari tadi, harganya langsung 'nyungsep' menjadi US$ 21,08 per keping. Hingga sore hari ini sekitar pukul 15:00 WIB, token TORN terpantau ambles 25,53% di US$ 22,22 per keping.

Lazarus memang telah di sanksi oleh Departemen Keuangan AS sejak lama, di mana Grup ini telah melakukan banyak pelanggaran data signifikan secara historis, termasuk intrusi ke Sony Pictures pada akhir 2014 silam.

Bahkan, Lazarus diduga sebagai dalang kasus serangan siber ransomware terbesar di tahun 2017, yakni WannaCry.

Pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan Korea Utara diketahui telah mengendalikan ribuan peretas yang mencuri dana, termasuk mata uang kripto, di mana hal ini dilakukan untuk membiayai program senjatanya.

Namun, pihak dari Pyongyang (pemerintah Korea Utara) telah membantah atas tuduhan dari pejabat AS dan Korea Selatan tersebut.

Tidak hanya digunakan oleh Lazarus saja, Tornado Cash juga sempat digunakan untuk mencuci uang sekitar US$ 100 juta (Rp 1,49 triliun) dari peretasan platform kripto Harmony pada Juni lalu dan yang baru-baru ini terjadi di perusahaan startup kripto Nomad.

Sebagai informasi, mixer crypto merupakan layanan eksternal yang bisa mengacak atau mengaburkan data transaksi kripto terkait.

Fungsi utama dari mixer crypto adalah untuk menciptakan privasi total pada tiap transaksi yang dilakukan oleh investor atau trader, karena alat ini dapat mencegah pelacakan transaksi.

Aktivitas crypto mixing mengaburkan transaksi dengan menggunakan sejumlah metode berbeda. Mereka memutuskan koneksi antara alamat pengirim dan penerima, sehingga membuat aset sangat sulit terlacak.

Aset kripto yang dikirim ke mixer dikumpulkan atau di-mixed secara acak, sebelum akhirnya dikirim ke penerima. Oleh karena itulah, sulit untuk melacak alamat asalnya. Untuk menambah anonimitas, pengguna bisa mengubah waktu transaksi, serta mengubah biaya dan jenis setoran.

Meskipun Tornado Cash berniat untuk melakukan perubahan, tetapi nyatanya aktivitas kriminal berlanjut.

Pada Mei lalu, Departemen Keuangan AS juga menargetkan mixer crypto Blender, di mana hal ini menjadi yang pertama bagi Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi bagi para mixer crypto.

Kasus peretasan memang telah lama menjangkiti pasar kripto dan hal ini menjadi salah satu risiko yang melekat di aset digital tersebut. Para ahli mengatakan bahwa Tornado Cash telah berperan dalam kejahatan ini.

"Tornado adalah alat yang populer dan penting bagi penjahat dunia maya dan kelompok peretas yang didukung negara," kata Dr Tom Robinson, salah satu pendiri Elliptic, dilansir dari Reuters.

"Secara total, analisis Elliptic menunjukkan bahwa setidaknya sebesar US$ 1,3 miliar hasil kejahatan seperti ransomware, peretasan, dan penipuan telah dicuci melalui Tornado Cash," tambah Robinson.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular