IHSG Sesi I Berakhir Menguat! Berhasil Tembus Level 7.100

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 09/08/2022 11:41 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (9/8/2022). Dengan penguatan hari ini, IHSGtelah menghijau dalam tujuh hari beruntun.

IHSG dibuka menguat 0,2% di posisi 7.101,21 dan ditutup di zona hijau dengan apresiasi 0,68% atau 47,97 poin ke 7.134,82 pada penutupan perdagangan sesi pertama pukul 11:30 WIB. Nilai perdagangan tercatat naik ke Rp 8,21 triliun dengan melibatkan lebih dari 17 miliar saham.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak pagi IHSG sudah berada di zona hijau. Selang 10 menit perdagangan, IHSG melanjutkan penguatan dengan apresiasi 0,32% di 7.109,56. Indeks bergerak konsisten di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi I.


Level tertinggi berada di 7.144,2 sekitar pukul 09:30 WIB dan level terendah berada di 7.092,47 menjelang penutupan perdagangan. Mayoritas saham siang ini melemah yakni sebanyak 230 unit, sedangkan 227 unit lainnya menguat, dan 214 sisanya stagnan.

Setelah menguat 5 hari beruntun pada pekan lalu, sebenarnya IHSG rentan mengalami koreksi. Penguatan signifikan dan yang terjadi terus menerus memang membuka peluang adanya risiko aksi jual investor (profit taking).

Di sisi lain, risiko dari eksternal juga masih sangat terasa. Bursa Asia-Pasifik yang cenderung mendatar terjadi di tengah beragamnya bursa saham AS, Wall Street pada Senin kemarin, karena kekhawatiran akan permintaan untuk industri semikonduktor yang membebani perusahaan teknologi.

Namun, siang ini IHSG masih menunjukkan penguatan. Kondisi ini dipicu oleh penguatan nilai tukar rupiah juga menjadi katalis positif untuk IHSG dan membuat inflow dana asing kembali masuk ke Indonesia.

Nilai tukar rupiah konsisten berada di bawah Rp 15.000/US$ sejak awal bulan Agustus 2022.

Untuk bulan Agustus 2022, tekanan terhadap nilai tukar rupiah seharusnya agak minim karena The Fed baru akan menggelar rapat bulan September 2022 nanti.

Di sisi lain, kemarin Bank Indonesia (BI) merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang melandai ke 123,2 pada Juli,anjlok dibandingkan yang tercatat pada Juni yakni 128,2.

Melandainya IKK disebabkan oleh melemahnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini serta Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi. Lonjakan inflasi sepanjang tahun ini membuat optimism konsumen Indonesia menyusut.

Sejalan dengan melandainya IKK, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi terpantau juga menurun. Rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi melemah menjadi 73,4% pada Juli, dari 74,2% pada Juni.

Investor global juga masih menunggu rilis data inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) yang akan dirilis pada Rabu pagi waktu AS yang akan memberikan investor lebih banyak klarifikasi tentang langkah The Fed selanjutnya pada September.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat